Dramatis, Rencana PSBB DKI Mengguncang Pasar Saham dan Nilai Tukar Rupiah

Jurnalpatrolinews – Jakarta : Masih tentang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Rencananya, PSBB DKI Jakarta dimulai Senin (14/9) nanti.

Menurut Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah pernyataan Anies soal PSBB tersebut bombastis, dramatis, hingga menggoyang pasar saham. Bahkan, Said menegaskan, kapitalisasi pasar saham tergerus hingga Rp 300 triliun gara-gara pengumuman PSBB DKI Jakarta.

Selain itu, terpopuler lainnya masih tentang PSBB Anies Baswedan, yaitu dampaknya terhadap nilai tukar rupiah.

Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Said Abdullah mengatakan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal PSBB menjadi penyebab rontoknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Anies Baswedan telah mengumumkan akan menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada 14 September 2020. Penerapan PSBB kali ini sama seperti pada Maret atau ketika pandemi Corona masuk tanah air.

“Kejadian kemarin sangat disesalkan atas pernyataan yang begitu bombastis, dramatis oleh Gubernur DKI Bapak Anies Baswedan sehingga menimbulkan hal yang tidak perlu dan membakar ludes Rp 300 triliun saham-saham kita berguguran,” kata Said saat membuka rapat kerja Banggar dengan pemerintah, Jakarta, Jumat (11/9/2020).

Kondisi pasar modal kemarin begitu bergejolak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ambles hingga lebih dari 5%.
Dituding penyebabnya adalah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang pada Rabu malam mengumumkan diberlakukannya kembali pengetatan PSBB di Jakarta.

Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Said Abdullah salah satu yang percaya akan tudingan itu. Bahkan menurutnya kapitalisasi pasar saham kemarin yang tergerus hingga Rp 300 triliun merupakan penyebab dari pernyataan Anies.

Melansir data rangkuman perdagangan BEI pada 10 September 2020 kemarin, nilai kapitalisasi pasar modal sebesar Rp 5.682 triliun. Angka itu turun Rp 297 triliun dari nilai kapitalisasi pasar di hari sebelumnya sebesar Rp 5.979 triliun.

Kemarin investor asing juga melakukan aksi jual dengan catatan net sell sebesar Rp 663 miliar. Dengan begitu catatan net sell dari awal tahun mencapai Rp 33,57 triliun.

Nilai tukar rupiah hari ini terus menunjukkan pelemahan. Menurut data perdagangan Reuters dolar AS saat ini sudah berada di level Rp 14.903 sedangkan di RTI berada di posisi Rp 14.849.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai banyak faktor yang membuat rupiah hari ini tertekan. Bahkan menurutnya sudah terjadi komplikasi.

“Faktor hari ini luar biasa, ini sudah komplikasi, jadi dari eksternal dan internal,” ucapnya kepada rekan media, Jumat (11/9/2020).

Untuk faktor internal menurutnya adalah pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bilang akan menerapkan kembali pengetatan PSBB di Jakarta. Pernyataan itu keluar ketika pemerintah pusat sedang berupaya mendorong roda ekonomi dengan menggelontorkan sederet stimulus.(lk/*)

Komentar