Bank Sentral Malaysia Tak Turunkan Suku Bunga hingga 2025, Ini Alasannya

JurnalPatroliNews – Malaysia – Bank Negara Malaysia (BNM) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan bulan ini dan tidak akan menurunkannya sampai 2025.

Menurut hasil survei, ekonomi Malaysia masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan inflasi yang terkendali, sehingga suku bunga kemungkinan besar akan tetap stabil hingga tahun depan.

BNM berhasil menjaga inflasi di level 2 persen dan memperkuat nilai ringgit Malaysia, yang sebelumnya sempat menjadi salah satu mata uang dengan performa terlemah di Asia.

Situasi ini mengindikasikan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga guna menghindari pelemahan mata uang dan potensi peningkatan inflasi impor.

Dalam survei yang dilakukan pada 27 Agustus hingga 2 September, sekitar 30 ekonom memprediksi BNM akan mempertahankan suku bunga kebijakan di level 3 persen pada pertemuan 5 September mendatang.

Rata-rata hasil survei menunjukkan bahwa suku bunga ini akan tetap berada di tingkat yang sama hingga setidaknya tahun 2026.

“Tidak ada alasan bagi BNM untuk mengubah suku bunga kebijakan saat ini, karena pertumbuhan berada pada tingkat yang lebih tinggi dari ekspektasi dan inflasi secara mengejutkan tidak berbahaya,” kata ekonom senior ASEAN di OCBC Bank, Lavanya Venkateswaran.

Ekonomi Malaysia tercatat tumbuh 5,9 persen pada kuartal terakhir, laju tercepat dalam 18 bulan terakhir, didorong oleh konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi yang kuat.

Inflasi diprediksi akan sedikit meningkat pada paruh kedua 2024, terutama karena ketidakpastian terkait kebijakan baru mengenai pengurangan subsidi bahan bakar diesel.

“Masih ada ketidakpastian tentang waktu rasionalisasi lebih lanjut dari subsidi bahan bakar, dan BNM mungkin akan memantau dampak lanjutan dari penghapusan subsidi diesel sebelumnya, sehingga penurunan suku bunga akan dianggap terlalu dini,” ujar Moorthy Krishnan, ekonom senior Asia di Pantheon Macroeconomics.

Namun, BNM dalam pernyataannya menyebutkan bahwa inflasi akan tetap terkendali meskipun ada kecenderungan peningkatan setelah pemotongan subsidi solar pada Juni lalu.

Komentar