JurnalPatroliNews – Jakarta — Di tengah sorotan tajam terhadap dinamika politik nasional, muncul satu nama yang perannya tak begitu tampak di permukaan, namun diam-diam memiliki pengaruh besar dalam menjaga keseimbangan relasi antar elite kekuasaan di Istana Didit Hediprasetyo.
Putra tunggal Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto ini selama ini lebih dikenal sebagai desainer busana kelas dunia. Namun, di balik dunia mode yang menjadi panggung utamanya, Didit berperan sebagai penyambung silaturahmi yang tak banyak terekspos publik.
Perannya tidak menonjol secara politis. Ia nyaris tak pernah muncul dalam forum-forum formal kenegaraan.
Namun, kehadirannya di berbagai momen nonformal disebut kerap menjadi jembatan penting dalam menjaga komunikasi antar kelompok kekuasaan, termasuk antara kalangan politik, militer, dan keluarga besar Cendana.
“Didit bukan orang yang suka tampil, tapi dia tahu persis di mana harus berada dan bagaimana menjalin komunikasi tanpa menimbulkan kegaduhan,” ungkap seorang sumber internal Istana yang enggan disebut namanya.
Di luar perannya sebagai sosok yang menjembatani berbagai kepentingan, Didit tetap konsisten mengembangkan kariernya di dunia fashion. Karya-karyanya telah menghiasi berbagai panggung internasional.
Ia bahkan pernah ditunjuk sebagai desainer interior eksklusif untuk mobil mewah BMW Individual Series, menjadikannya satu-satunya perancang asal Indonesia yang pernah mengemban tanggung jawab tersebut.
Nama Didit Hediprasetyo memang lebih dahulu harum di dunia internasional ketimbang dalam negeri. Ia dikenal dengan pendekatan desain yang elegan, penuh detail, namun tetap merefleksikan budaya dan kekayaan estetika Indonesia.
Kini, di tengah posisi ayahnya sebagai kepala negara, publik mulai melirik lebih dekat pada sosok Didit. Bukan hanya karena prestasinya di dunia mode, tetapi juga karena perannya sebagai penjaga harmoni yang senyap namun strategis di lingkaran elite kekuasaan.
Meski jarang bicara ke media, Didit tetap menjadi figur yang lekat dengan citra soft diplomacy — mempererat hubungan antarkelompok melalui pendekatan personal, kesenian, dan budaya.
Jika stabilitas kekuasaan di republik ini dapat terus terjaga secara tenang dan elegan, mungkin salah satu alasannya adalah kehadiran figur seperti Didit Hediprasetyo di belakang layar.
Komentar