JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah Jerman dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah besar: menarik pulang cadangan emasnya yang tersimpan di New York. Wacana ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menurut laporan dari The Telegraph yang dirilis Jumat (11 April 2025), informasi ini pertama kali diangkat oleh surat kabar Jerman Bild. Disebutkan bahwa sejumlah elit dari Partai Persatuan Demokratik Kristen (CDU) telah mengangkat isu ini dalam diskusi internal. CDU sendiri diperkirakan akan membentuk pemerintahan baru usai memenangkan pemilu Februari lalu.
Marco Wanderwitz, eks menteri CDU yang sejak lama menyoroti keberadaan emas Jerman di luar negeri, kembali menyuarakan kekhawatirannya. Ia pernah mencoba meminta akses untuk memverifikasi langsung emas Jerman di New York pada 2012, namun permintaan itu ditolak.
“Topik ini kembali relevan,” ujarnya kepada Bild. “Kita perlu kebijakan yang menjamin transparansi, termasuk kemungkinan untuk memindahkan emas kembali ke Jerman.”
Anggota parlemen Eropa dari CDU, Markus Ferber, turut menegaskan bahwa Bundesbank seharusnya memiliki hak penuh untuk menginspeksi fisik emas batangan tersebut secara berkala.
“Saya mendesak agar dilakukan audit langsung oleh otoritas Jerman,” katanya. “Pejabat resmi Bundesbank harus bisa menghitung dan mencatat sendiri emas yang dimiliki.”
Saat ini, sekitar 1.200 ton emas Jerman—sekitar sepertiga dari total cadangannya—masih disimpan di Federal Reserve Bank of New York, Manhattan. Selain itu, 430 ton lainnya berada di Bank of England. Dengan harga pasar saat ini, nilai emas yang tersimpan di AS diperkirakan melebihi 100 miliar euro.
Jerman sendiri memiliki cadangan emas kedua terbesar di dunia, sekitar 3.350 ton, hanya kalah dari Amerika Serikat yang menguasai sekitar 8.100 ton.
Penyimpanan emas Jerman di luar negeri memiliki akar sejarah panjang. Setelah kekalahan dalam Perang Dunia II, Jerman kehilangan sebagian besar aset emasnya. Namun, pertumbuhan ekonomi pesat pascaperang memungkinkan mereka kembali menimbun logam mulia itu. Sistem moneter Bretton Woods kala itu mempermudah akumulasi tersebut. Pada dekade 1960-an, Jerman sudah menjadi salah satu pemilik emas terbesar global, meskipun sebagian besar disimpan di kota-kota besar seperti New York, London, dan Paris, sebagai langkah antisipasi konflik global.
Keputusan untuk menitipkan emas di luar negeri dulunya dianggap aman karena adanya kepercayaan tinggi terhadap sekutu-sekutu Barat, khususnya Amerika Serikat. Namun, kondisi geopolitik dan perdagangan global yang makin tidak menentu membuat sebagian politisi Jerman mulai mempertanyakan kembali pilihan tersebut.
Sebagai catatan, New York Federal Reserve saat ini menyimpan lebih dari 6.300 ton emas milik lebih dari 30 bank sentral dari berbagai negara, termasuk Italia dan Swiss, menjadikannya brankas emas asing terbesar di dunia.
Komentar