JurnalPatroliNews – Angkatan Udara Inggris mengerahkan dua pesawat tempur Typhoon untuk menghadang sebuah pesawat pengintai milik Rusia yang terdeteksi terbang di atas Laut Baltik, wilayah yang berbatasan langsung dengan zona udara NATO.
Ini bukan insiden tunggal, karena aksi serupa telah terjadi beberapa kali dalam beberapa hari terakhir.
Dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Reuters, Senin (21/4/2025), Kementerian Pertahanan Inggris menyebutkan bahwa pesawat intelijen Rusia yang dicegat pada Selasa (15/4) lalu adalah Ilyushin Il-20M “Coot-A”, sebuah pesawat yang biasa digunakan untuk misi pengawasan strategis.
Kemudian, dua hari berselang, tepatnya Kamis (17/4), militer Inggris kembali mengerahkan armada jet Typhoon setelah radar mendeteksi pesawat tak dikenal yang lepas landas dari Kaliningrad, wilayah Rusia yang berada di antara Polandia dan Lithuania, di tepi Laut Baltik.
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, Luke Pollard, menyampaikan bahwa langkah ini adalah bagian dari komitmen Inggris untuk menjaga stabilitas kawasan serta menunjukkan kesiapan angkatan bersenjatanya dalam merespons setiap potensi ancaman.
“Situasi ini memperlihatkan kemampuan kami untuk beroperasi bersama anggota baru NATO, seperti Swedia, sekaligus menjaga langit aliansi kapan pun dibutuhkan. Kami bertekad menjaga keamanan nasional sekaligus memperkuat kehadiran global Inggris,” ujar Pollard.
Pihak Rusia sejauh ini belum memberikan tanggapan atas laporan pencegatan oleh pihak Inggris tersebut.
Insiden ini terjadi di tengah situasi genting akibat invasi Rusia ke Ukraina yang masih berlangsung sejak Februari 2022. Pada Sabtu (19/4), Presiden Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sepihak selama 30 jam sebagai bentuk sinyal diplomatik untuk menunjukkan itikad damai Rusia.
Putin menilai keberhasilan pelaksanaan gencatan itu akan menjadi indikator sejauh mana pihak Ukraina bersedia mencari solusi damai atas konflik yang sudah berlarut-larut tersebut.
Menanggapi hal ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kesediaan pihaknya untuk memperpanjang gencatan hingga sebulan penuh, namun dengan catatan bahwa penghentian tembakan harus benar-benar dihormati oleh kedua belah pihak.
Gencatan senjata ini dijadwalkan dimulai pada pukul 18.00 waktu Moskow dan berlangsung hingga Senin (21/4) tengah malam. Namun demikian, baik Rusia maupun Ukraina telah saling menuduh pihak lawan melanggar kesepakatan gencatan tersebut.
Komentar