AHY Tekankan Pentingnya Pendekatan Menyeluruh dalam Penanganan Sampah Nasional

JurnalPatroliNews – Jakarta – Masalah sampah di berbagai kota Indonesia masih menjadi tantangan besar. Volume sampah yang terus meningkat seiring aktivitas ekonomi dan pertumbuhan penduduk membuat penanganannya menjadi kebutuhan yang tak bisa ditunda.

Dalam upaya mencari solusi, Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar baru-baru ini menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) bersama pemerintah daerah.

Menteri Koordinator Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan, pengelolaan sampah nasional memerlukan strategi komprehensif, bukan hanya fokus pada satu teknologi atau kepentingan tertentu.

“Sudah banyak kemajuan, tapi pendekatan kita harus untuk kepentingan bangsa, bukan untuk satu-dua teknologi atau lembaga,” kata AHY saat menutup FGD tersebut, Sabtu, 26 April 2025.

AHY juga mengingatkan, meski sektor waste to energy sangat diminati, pendekatannya tidak boleh semata-mata berorientasi pada bisnis. Prioritas utama tetap harus pada upaya pengurangan dan pengelolaan sampah.

“Bicara waste to energy memang menarik banyak pihak, tetapi kita harus ingat, masalah dasarnya tetap soal sampah. Kurangi dulu, tangani dulu,” tegasnya.

Sebagai contoh, AHY menyoroti PSEL Benowo di Surabaya. Meski menggunakan teknologi gasifikasi dengan efektivitas sekitar 40 persen—lebih rendah dibandingkan insinerator yang mencapai 80–90 persen—upaya tersebut tetap dianggap langkah positif.

“Setidaknya sudah ada aksi nyata. Ini menjadi contoh bahwa solusi itu mungkin dilakukan,” tambahnya.

Menko AHY berharap hasil FGD ini tidak hanya menjadi bahan diskusi, melainkan dirumuskan menjadi kebijakan konkret yang dapat diusulkan kepada Presiden. Ia mendorong adanya policy paper dan rekomendasi nyata sebagai wujud keseriusan menangani krisis sampah.

“Kita butuh orkestrasi antar semua pihak, dari pusat hingga daerah. Ini darurat. Ini harus kita tangani bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Infrastruktur Dasar Rachmat Kaimuddin memaparkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 69 juta ton sampah per tahun, setara 0,7 kg per orang per hari—angka yang akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi.

Rachmat menekankan, FGD ini bertujuan menggali akar persoalan secara jujur dan mencari solusi nyata di bidang kebijakan, kelembagaan, pembiayaan, dan teknis.

“Ini bukan forum biasa. Ini ruang bersama untuk memahami masalah dan mencari jalan keluarnya,” tegas Rachmat.

Diskusi ini juga menjadi bagian dari rangkaian menuju konferensi internasional tentang infrastruktur yang segera digelar Kemenko Infra.

Beberapa pejabat turut hadir dalam FGD ini, di antaranya Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Dirjen Cipta Karya Dewi Chomistriana, Staf Khusus Menko Agust Jovan Latuconsina, serta perwakilan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Komentar