JurnalPatroliNews – Jakarta –Â Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam setelah New Delhi melancarkan Operasi Sindoor, sebuah serangan terkoordinasi yang diklaim menyasar sembilan titik utama yang diyakini sebagai basis kelompok militan.
Aksi ofensif tersebut berlangsung selama 25 menit, mulai pukul 01.05 hingga 01.30 waktu setempat, dan melibatkan kekuatan gabungan dari tiga matra militer India: darat, laut, dan udara. Sebanyak 24 rudal diluncurkan ke berbagai lokasi di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, yang disebut menjadi tempat persembunyian kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT) dan Jaish-e-Mohammad (JeM)—dua organisasi yang telah lama dicap teroris oleh PBB.
Menurut keterangan Menteri Luar Negeri India Vikram Misri, serangan ini bersifat pencegahan dan ditujukan untuk menghentikan ancaman infiltrasi ke wilayah India. “Langkah kami ini terukur, defensif, dan bertanggung jawab. Sasarannya adalah infrastruktur yang digunakan untuk mendukung aktivitas teroris lintas batas,” ujarnya.
Pakistan sendiri menyebut serangan tersebut turut mengenai enam lokasi sipil dan proyek strategis, termasuk bendungan dan instalasi pembangkit listrik.
Berikut sembilan lokasi yang jadi target utama India:
Kamp Markaz Taiba
India mengatakan bahwa kamp ini, yang berjarak 25 km dari perbatasan de-facto, merupakan markas besar kelompok militan LeT, yang terkait dengan serangan di Kashmir bulan lalu.
Ajmal Kasab, satu-satunya pelaku serangan Mumbai 2008 yang ditangkap hidup-hidup, juga dilatih di fasilitas ini. Lebih dari 160 orang tewas dalam serangan di ibu kota finansial India tersebut.
Kamp Markaz Subhan
Terletak paling dalam di wilayah Pakistan, sekitar 100 km dari perbatasan, kamp ini merupakan markas besar kelompok JeM dan digunakan untuk perekrutan, pelatihan, dan doktrinasi, menurut pernyataan India.
Kamp Mehmoona Joya
India mengatakan bahwa serangan-serangan yang direncanakan dan dieksekusi dari kamp ini-sebuah fasilitas pelatihan milik kelompok militan Hijbul Mujahideen yang berjarak 12 km dari perbatasan-termasuk serangan terhadap pangkalan udara India pada tahun 2016 yang menewaskan tujuh orang.
Kamp Gulpur
Kamp ini merupakan basis bagi LeT yang berlokasi 30 km dari perbatasan. India menambahkan bahwa serangan pada bulan Juni yang menargetkan para peziarah di wilayah Poonch, Kashmir, yang menewaskan sembilan orang, merupakan salah satu dari aksi teror yang direncanakan oleh “teroris” yang dilatih di fasilitas tersebut.
Zaki-ur-Rehman Lakhvi, dalang serangan Mumbai 2008, juga sering mengunjungi kamp ini.
Kamp Sarjal
India menyebutkan bahwa para pelaku serangan pada bulan Maret yang menewaskan empat personel polisi di Jammu dan Kashmir, India, dilatih dan diberangkatkan dari kamp ini, yang berjarak 6 km di dalam wilayah Pakistan.
Kamp Abbas
Kamp ini, yang berlokasi 13 km dari perbatasan, disebut sebagai “pusat saraf” untuk pelatihan pelaku bom bunuh diri LeT, menurut pernyataan India.
Kamp Syedna Belal
India menyebut bahwa kamp ini, yang berfungsi sebagai area persiapan bagi JeM, digunakan untuk memberikan pelatihan senjata, bahan peledak, dan teknik bertahan hidup untuk “aktivitas terorisme” di Kashmir, India.
Kamp Sawai Nala
Terletak sekitar 30 km dari perbatasan de-facto, kamp ini merupakan fasilitas pelatihan utama bagi LeT, menurut India.
Kamp Barnala
India menyatakan bahwa fasilitas ini digunakan untuk melatih para teroris dalam penanganan senjata, pembuatan alat peledak improvisasi, dan teknik bertahan hidup di hutan.
Serangan ini menandai peningkatan signifikan dalam konflik antara dua negara bertetangga yang memiliki sejarah panjang ketegangan, terutama di wilayah sengketa Kashmir. India menyatakan tindakan mereka bukan bentuk provokasi, melainkan langkah defensif terhadap ancaman terorisme lintas batas.
Komentar