JurnalPatroliNews – Jakarta – Pernyataan Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, yang menyinggung isu ijazah Presiden Joko Widodo, dinilai sebagai langkah yang tepat dan strategis untuk meredam kegaduhan politik.
Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, menyampaikan bahwa sikap Megawati seolah menjadi nasihat agar Presiden Jokowi tidak ragu memperlihatkan ijazahnya secara terbuka kepada publik demi menjernihkan keraguan yang selama ini berkembang.
“Kasus-kasus seperti ini sering dipakai untuk menyerang figur publik dan merusak reputasi politik. Apa yang disampaikan Bu Mega bisa dilihat sebagai upaya mencegah konflik berkepanjangan di ruang politik,” ujar Igor saat diwawancarai, Sabtu (17/5/2025).
Menurutnya, polemik ijazah palsu ini berpotensi memperkeruh suasana politik nasional, terutama di tengah meningkatnya suhu politik menjelang masa transisi kekuasaan.
“Selama dokumen itu belum diperlihatkan langsung oleh yang bersangkutan, maka spekulasi akan terus bergulir dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu. Jalan keluar terbaik adalah menunjukkan bukti autentik secara terbuka,” sambung Igor.
Meskipun Universitas Gadjah Mada (UGM) telah secara resmi menyatakan bahwa Joko Widodo merupakan lulusan Fakultas Kehutanan tahun 1985, tudingan soal keaslian ijazahnya tetap saja beredar di masyarakat.
“Pernyataan UGM memang memperjelas status akademik Presiden, tapi akan lebih kuat jika disertai konfirmasi langsung dari Jokowi di hadapan publik,” tambah Igor.
Dia menilai, saran Megawati juga memiliki muatan simbolik: menjaga stabilitas politik nasional dengan cara yang elegan, tanpa perlu memperkeruh suasana dengan saling tuding yang berlarut-larut.
Komentar