Rekor Sejak 1969! Cadangan Beras RI Meledak, Siap Dijual ke Luar Negeri?

JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Perdagangan Budi Santoso menekankan bahwa rencana untuk mengekspor beras dari Indonesia masih memerlukan pembahasan lebih lanjut dalam forum neraca komoditas nasional.

Ia menyatakan bahwa ekspor hanya bisa dilakukan apabila stok dalam negeri telah dinyatakan aman.

“Jika ekspor dilakukan, itu berarti stok kita sudah melebihi kebutuhan. Tapi tentu saja hal ini harus dibahas dulu dalam neraca komoditas,” ujar Budi saat ditemui di Jakarta, Minggu.

Ia menegaskan bahwa segala bentuk perdagangan beras lintas negara harus mengacu pada data resmi neraca komoditas. “Selama beras sudah tercantum dalam neraca tersebut, dan volumenya ditentukan, kami dari sisi perdagangan siap melaksanakan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyampaikan bahwa Indonesia saat ini dalam posisi siap mengekspor beras, terutama ke Malaysia. Menurutnya, sejumlah negara secara rutin memang membutuhkan pasokan beras dari luar negeri.

Lebih lanjut, Sudaryono menyampaikan bahwa rencana ekspor ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang membuka peluang bagi Indonesia untuk memperluas pangsa ekspor pangan ke negara lain.

Per 2025, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tercatat telah mencapai angka 3,7 juta ton. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan cadangan beras terbesar di kawasan Asia Tenggara, bahkan melampaui Thailand dan Vietnam dalam hal volume produksi.

Data resmi dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) dalam laporan Rice Outlook edisi April 2025 menyebut bahwa produksi beras Indonesia untuk musim tanam 2024/2025 diperkirakan mencapai 34,6 juta ton. Angka ini meningkat 600 ribu ton dibandingkan estimasi sebelumnya, atau naik sekitar 4,8 persen dari musim sebelumnya.

Cadangan yang kini mendekati 4 juta ton merupakan rekor tertinggi sejak berdirinya Perum Bulog pada tahun 1969. Pencapaian ini dianggap sebagai bukti nyata dari komitmen negara dalam memperkuat sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.

Dengan melimpahnya stok nasional, Indonesia memiliki ruang yang cukup untuk menjaga kestabilan harga domestik, sekaligus memperluas langkah strategis dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global.

Komentar