JurnalPatroliNews – Jakarta – Pemerintah Kota Surabaya mengambil langkah tegas dan edukatif dalam menanggapi insiden tawuran pelajar yang terjadi di kawasan Semolowaru Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo, pada Selasa, 13 Mei 2025.
Sebagai bentuk pembinaan, para pelajar yang terlibat akan ditempatkan di Kampung Anak Negeri (Kanri) — sebuah pusat pelatihan dan penguatan karakter yang dikelola oleh Pemkot Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan bahwa Dinas Pendidikan telah langsung terjun menangani kasus tersebut dengan melibatkan peran aktif keluarga dan sekolah.
“Proses mendidik anak-anak tidak bisa berdiri sendiri, harus melibatkan sekolah dan orang tua. Karena itu, kita akan mempertemukan wali murid dengan guru untuk membicarakan masa depan anak-anak ini,” ujarnya, dikutip dari RMOLJatim, Sabtu, 17 Mei 2025.
Lebih lanjut, Eri menambahkan bahwa pemerintah kota akan mengidentifikasi kebutuhan khusus dari masing-masing siswa yang terlibat. Jika ditemukan indikasi perlunya perhatian khusus, maka akan dilakukan koordinasi lintas dinas — termasuk dengan Dinas Sosial dan DP5A.
“Langkah selanjutnya adalah pembinaan di Kampung Anak Negeri. Program ini sudah lama berjalan dan terbukti efektif,” terang Eri, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus APEKSI.
Di lokasi tersebut, pelajar akan mengikuti berbagai program pembentukan karakter, mulai dari pelatihan kedisiplinan, kegiatan sosial, pengembangan keterampilan hidup (life skills), hingga penanaman nilai kebangsaan dan keagamaan. Mereka juga akan diajarkan keterampilan kewirausahaan untuk membekali masa depan mereka.
“Kami berupaya keras memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak Surabaya. Tapi kami tidak bisa berjalan sendiri. Keterlibatan orang tua tetap menjadi fondasi utama dalam membentuk kepribadian anak,” tutup Eri.
Komentar