JurnalPatroliNews – Moskow – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa hampir seluruh rumah sakit di Jalur Gaza telah mengalami kerusakan berat atau bahkan hancur total akibat konflik bersenjata yang terus berlangsung antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina.
Dari total 36 fasilitas rumah sakit yang ada di wilayah tersebut, hanya 19 yang masih berfungsi. Namun, hanya 12 di antaranya yang mampu memberikan layanan kesehatan secara menyeluruh. Sisanya hanya bisa menangani kasus-kasus darurat dasar, demikian keterangan WHO pada Kamis (23/5).
Empat rumah sakit utama di kawasan Gaza City bahkan telah menghentikan seluruh aktivitas medisnya dalam sepekan terakhir. Penyebabnya adalah kedekatan lokasi rumah sakit dengan zona konflik aktif atau wilayah evakuasi, serta adanya serangan langsung yang menyasar fasilitas tersebut.
“Situasi yang memburuk, ditambah instruksi evakuasi terbaru di wilayah utara dan selatan Gaza dalam dua hari terakhir, memperbesar risiko berhentinya layanan kesehatan dari lebih banyak rumah sakit,” tulis WHO dalam pernyataan resminya.
Lembaga kesehatan global tersebut juga menyoroti keterbatasan infrastruktur medis di wilayah itu. Dari populasi lebih dari dua juta warga di Jalur Gaza, hanya tersedia sekitar 2.000 tempat tidur rumah sakit — jumlah yang dinilai jauh dari cukup untuk menangani kebutuhan darurat saat ini.
Sejak eskalasi kekerasan pada 7 Oktober 2023, WHO mencatat telah terjadi 1.521 insiden serangan terhadap fasilitas medis di wilayah Palestina yang diduduki. Serangan-serangan tersebut telah merenggut nyawa sedikitnya 945 orang dan menyebabkan 1.561 lainnya luka-luka.
Komentar