AS Kerahkan Bomber B-52H ke Guam, Tunjukkan Kesiapan Tempur di Asia Pasifik

JurnalPatroliNews – AS – Amerika Serikat kembali menunjukkan ketegasan militernya di kawasan Asia Pasifik dengan mengirimkan armada pengebom strategis B-52H Stratofortress ke Pangkalan Udara Andersen di Guam.

Pengiriman ini merupakan bagian dari program Bomber Task Force (BTF) yang dijalankan oleh Angkatan Udara AS dalam upaya memperkuat postur pertahanan serta menjalin kerja sama militer dengan negara-negara sekutu.

Dikutip dari pernyataan resmi Unit 2nd Bomb Wing yang bermarkas di Pangkalan Udara Barksdale, Louisiana, pesawat-pesawat tersebut telah tiba di Guam dan menjalani proses inspeksi serta perawatan usai misi penerbangan, sebagaimana didokumentasikan pada 22 Mei 2025. Kendati jumlah pasti pesawat yang dikerahkan tidak diungkap, misi ini dikonfirmasi sebagai rotasi ketiga sepanjang tahun ini dalam program pelatihan dan kesiapsiagaan tempur AS.

“Melalui misi BTF, kami menegaskan kemampuan untuk merespons setiap perubahan situasi keamanan global dengan efektif dan kredibel,” ungkap pernyataan 2nd Bomb Wing yang dikutip oleh Newsweek pada Senin, 26 Mei 2025.

Guam yang terletak di baris kedua Rantai Pulau Pasifik (Second Island Chain), memainkan peran vital sebagai pusat logistik dan komando militer AS. Pangkalan ini bukan hanya menampung Angkatan Udara, melainkan juga menjadi titik tumpu bagi Angkatan Laut dan Korps Marinir dalam mengatur manuver dan kesiapan tempur menghadapi dinamika kawasan seperti Laut China Selatan, Semenanjung Korea, dan Selat Taiwan.

B-52H Stratofortress, sebagai salah satu aset strategis AS, memiliki kemampuan luar biasa: membawa muatan senjata hingga 70.000 pon baik nuklir maupun konvensional, terbang sejauh 8.800 mil tanpa pengisian bahan bakar, serta dilengkapi sistem navigasi canggih untuk misi lintas benua.

Komando Serangan Global Angkatan Udara AS menegaskan bahwa satuan pengebom mereka siap dikerahkan “ke mana pun dan kapan pun dibutuhkan,” dalam mendukung kepentingan militer nasional dan kolaborasi regional.

Sebelumnya, dua misi serupa telah dijalankan tahun ini. Pada April, empat unit B-1B Lancer ditugaskan ke Jepang dan kembali ke AS awal Mei. Sementara rotasi pertama berlangsung pada Januari hingga Maret, juga di Guam, menggunakan jenis pesawat serupa. Walaupun B-1B tidak membawa senjata nuklir, kapasitas angkut senjatanya bahkan melampaui B-52H, yakni mencapai 75.000 pon senjata konvensional.

Kehadiran militer AS yang konsisten di kawasan Pasifik dinyatakan bukan hanya sebagai bentuk kekuatan, tetapi juga sarana penguatan hubungan strategis dengan sekutu dan mitra, guna mencegah potensi konflik serta menjaga stabilitas regional. Komando Pasifik Angkatan Udara menegaskan bahwa pengerahan ini adalah bagian dari latihan rutin dan mendukung kesiapan tempur di garis depan Indo-Pasifik.

Pengerahan BTF ini dilihat sebagai bagian dari strategi “keunggulan asimetris” AS—daya gentar strategis berbasis kemitraan dan kesiapsiagaan yang disebut tak tertandingi oleh negara lain di kawasan.

Komentar