TOP! Ladang Gas di Timur Indonesia Jadi Tulang Punggung Energi Nasional

JurnalPatroliNews – Jakarta – Wilayah Teluk Bintuni di Papua Barat kini tercatat sebagai penyuplai gas alam terbesar Indonesia, berkat proyek BP Tangguh, anak usaha raksasa energi asal Inggris, BP. Di tahun 2025, perusahaan ini menargetkan produksi hingga 180 kargo LNG (Liquefied Natural Gas) yang akan disalurkan ke pasar domestik maupun ekspor.

Tak hanya itu, produksi kondensat juga disebut sangat signifikan, berkisar antara 30 hingga 40 kargo per tahun, menurut penjelasan Itsar Hartadi, selaku Manager Operasi Pengapalan LNG BP Tangguh, dalam gelaran HSSE Talkshow yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), 27 Mei 2025.

Kontribusi Raksasa untuk Kebutuhan Nasional

BP Tangguh mencatatkan volume produksi rata-rata sebesar 2,1 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Volume tersebut menjadikannya penyumbang sekitar 60% dari total produksi gas alam nasional. Sejak Train-3 mulai dioperasikan pada Oktober 2023, total kapasitas produksi tahunan meningkat drastis menjadi 11,4 juta ton per tahun.

“Ini bentuk tanggung jawab kami terhadap amanah dari SKK Migas, dan sejauh ini Tangguh adalah pemain terbesar di industri LNG domestik,” ungkap Itsar.

Armada Laut yang Masif dan Terintegrasi

Dalam hal operasional kelautan, BP Tangguh mengoperasikan armada besar sebanyak 44 kapal, termasuk kapal tanker LNG, crew boat, dan tugboat. Armada ini mendukung distribusi energi baik untuk kebutuhan lokal maupun pasar luar negeri.

Namun demikian, menurut Itsar, biaya operasional kapal LNG memang jauh lebih tinggi dibandingkan jenis kapal lain di sektor migas lepas pantai. “Satu kapal LNG bisa menghabiskan dana berkali-kali lipat dibandingkan kapal offshore biasa,” ujarnya.

Rantai Bisnis dari Hulu ke Hilir

Uniknya, BP Tangguh tidak hanya fokus di sektor hulu saja. Seluruh proses, dari ekstraksi hingga distribusi akhir, dikelola secara terpadu oleh perusahaan hingga ke tangan konsumen akhir. “Peran kami bukan hanya memproduksi, tapi juga mengawal pengiriman LNG sampai tiba di end user,” tutup Itsar.

Komentar