JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Joko Widodo dinilai kurang relevan jika mengambil posisi sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), mengingat partai tersebut dikenal sebagai rumah politik bagi generasi muda.
Pandangan tersebut disampaikan oleh pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menanggapi pernyataan Jokowi yang menyatakan ketertarikan lebih besar terhadap PSI ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP), meskipun namanya masuk dalam bursa calon ketum PPP.
“PSI punya citra kuat sebagai partai kaum muda. Maka, secara ideal, posisi ketua umum sebaiknya juga dipegang oleh tokoh muda,” kata Jamiluddin, Minggu, 8 Juni 2025.
Ia menyebutkan bahwa wacana Jokowi yang sudah berada di usia senior menjadi pemimpin partai berplatform muda justru menimbulkan kesan yang tidak selaras dengan identitas PSI.
“Kalau seorang tokoh yang tidak lagi muda memimpin partai anak muda, itu bisa menciptakan kontradiksi internal. Semacam paradoks identitas,” ujarnya menambahkan.
Menurut Jamiluddin, Jokowi seharusnya menyadari bahwa peran strategis dalam PSI idealnya diberikan kepada sosok yang lebih muda dan relevan dengan semangat partai.
“Sudah saatnya beliau memberi tempat bagi anak-anak muda untuk memimpin. Tidak tepat bila beliau memaksakan diri mengambil posisi sebagai Ketua Umum PSI,” pungkasnya.
Komentar