JurnalPatroliNews – Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik, Ismail Cawidu, menegaskan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi memang tidak terlepas dari sejumlah tantangan di lapangan. Namun, ia memastikan setiap persoalan yang muncul langsung dicarikan jalan keluar, bukan disembunyikan.
Sejak awal kedatangan jemaah Indonesia ke Arab Saudi pada 2 Mei 2025, tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah bekerja intensif untuk memberikan layanan terbaik. Saat ini, proses haji telah memasuki fase pemulangan jemaah ke Tanah Air.
“Memang ada dinamika selama pelaksanaan haji tahun ini. Tapi kami tidak menutup-nutupi. Kami selesaikan satu per satu,” ujar Ismail di Makkah, Rabu (11/6).
Ia mencontohkan, pernah ada pasangan suami istri jemaah yang sempat terpisah, namun berkat upaya petugas, keduanya berhasil dipertemukan kembali. Begitu pula dengan insiden kekurangan tenda di Arafah yang cepat ditanggulangi dengan membuka tenda cadangan untuk para jemaah.
Terkait laporan adanya sejumlah jemaah yang berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Mina, Ismail tidak menepis. Ia menjelaskan bahwa sebagian jemaah memilih berjalan karena khawatir tertinggal transportasi resmi yang mengalami keterlambatan.
“Waktu penjemputan terakhir di Muzdalifah selesai pukul 09.40 waktu setempat, atau sekitar 40 menit lebih lambat dari target. Tapi ini sudah merupakan upaya maksimal di lapangan,” jelasnya.
Ismail juga menyoroti pentingnya transparansi dalam penyelenggaraan haji saat ini, terlebih di era digital yang memungkinkan jemaah menyampaikan pengalaman mereka langsung melalui media sosial.
“Kami tidak bisa mengendalikan apa yang disampaikan jemaah, dan memang tidak ada upaya menutupi. Yang penting adalah bagaimana kami merespons dan mencari solusi atas masalah-masalah yang muncul,” tegasnya.
Komentar