Legislator Ajak Pengelola Pesantren Studi Banding, Dorong Transformasi Pendidikan Pesantren

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sejumlah anggota DPR RI, yakni Abdul Halim Iskandar, Zainul Munasichin, dan Daniel Johan, mengajak para pengasuh pondok pesantren dari berbagai daerah melakukan studi banding sebagai bagian dari upaya mempercepat transformasi pendidikan pesantren di era modern.

Dalam rangkaian kegiatan International Conference on The Transformation of Pesantren, para pengelola pesantren diajak mengunjungi dua lembaga yang telah dikenal dengan sistem pendidikan dan sosialnya, yaitu SMK Mitra Industri MM2100 dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Abdul Halim Iskandar menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan upaya penting untuk mendorong pesantren tidak hanya bertahan, tetapi berkembang di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan dinamika kebutuhan dunia kerja modern.

“Pesantren tidak bisa stagnan. Harus ada pembaruan dalam sistem pendidikan agar relevan dengan zaman. Jangan merasa sudah cukup, karena tantangan ke depan terus berubah,” ujar Abdul Halim dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Sementara itu, Zainul Munasichin menilai kunjungan ke Yayasan Tzu Chi memberikan wawasan baru, khususnya dalam hal pengelolaan lembaga sosial dan pendidikan yang berbasis karakter, nilai yang juga lekat dengan pendidikan pesantren.

“Kami ingin para kiai dan pengasuh pondok melihat langsung bagaimana yayasan seperti Tzu Chi mengelola dana publik secara transparan dan digunakan untuk kegiatan kemanusiaan serta pendidikan karakter. Nilai-nilai ini sejalan dengan pesantren,” jelas Zainul.

Studi banding ini juga diharapkan membuka ruang dialog antarlembaga pendidikan agar pesantren dapat lebih aktif membangun sistem manajemen yang profesional, inklusif, dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

Konferensi internasional tersebut dibuka secara resmi oleh mantan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin pada Selasa malam, 24 Juni 2025. Acara turut dihadiri tokoh nasional seperti Menko PMK Muhaimin Iskandar, Menteri Agama Nasaruddin Umar, serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti.

Komentar