Tinjau Rumah Calon Siswa Sekolah Rakyat, Sejumlah Menteri Soroti Kemiskinan Ekstrem di Ibu Kota

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, melakukan kunjungan langsung ke rumah calon peserta Sekolah Rakyat di Jakarta. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan perhatian negara terhadap warga yang hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem.

Salah satu anak yang dikunjungi adalah Galih, calon siswa Sekolah Rakyat jenjang SMP. Ia tinggal bersama ibunya dan tiga anggota keluarga lainnya di rumah kontrakan sederhana di kawasan Jakarta Timur, tak jauh dari lokasi sekolah, dengan biaya sewa Rp500 ribu per bulan. Dinding rumah terlihat lembab dan mengelupas, sementara atapnya bocor, tak mampu menahan tampias hujan.

“Galih tinggal berlima dengan ibunya. Kontrakan ini sudah lebih dari dua dekade ditempati, tapi tidak memiliki akses air bersih yang memadai,” kata Saifullah dalam pernyataan tertulis, Senin (30/6/2025).

Sejak ayah Galih meninggal dunia akibat COVID-19 pada tahun 2020, ibunya, Suratna, menjadi pencari nafkah utama dengan berjualan nasi uduk dan bekerja sebagai buruh cuci. Penghasilannya sekitar Rp40 ribu per hari, sementara kakak Galih turut membantu ekonomi keluarga dengan bekerja di kafe berpenghasilan Rp1,3 juta per bulan.

Meski hidup serba terbatas, Galih menunjukkan prestasi akademik yang membanggakan. Ia memperoleh nilai rata-rata rapor 87,4 dan menerima bantuan pendidikan dari sejumlah program seperti YAPI, PBI, dan KJP. Kini, Galih bersiap melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat Sentra Handayani bersama 74 anak lain dari keluarga prasejahtera.

“Terima kasih Bapak sudah mau datang. Saya bersyukur sekali bisa bertemu langsung. Anak saya hampir putus sekolah, tapi Galih ini anaknya rajin dan pintar. Cuma saya memang tidak mampu membimbing lebih jauh,” ungkap Suratna haru.

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan program prioritas yang diinisiasi langsung oleh Presiden sebagai bagian dari strategi memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari lapisan masyarakat paling miskin.

“Sekolah Rakyat adalah wujud nyata komitmen Presiden untuk membangun generasi muda yang lebih sehat, berpendidikan baik, aman, dan sejahtera. Tujuan akhirnya adalah mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan makmur,” ujarnya.

Sekolah ini dirancang sebagai institusi pendidikan berbasis asrama dan bebas biaya, menyasar anak-anak dari keluarga desil ekonomi terbawah (desil 1 dan 2). Di Sentra Handayani Jakarta, sebanyak 75 siswa terdiri dari 35 laki-laki dan 40 perempuan akan menjadi angkatan pertama, dan tahun ajaran perdana dijadwalkan dimulai pada 14 Juli 2025.

Kurikulumnya dikembangkan secara holistik, mulai dari persiapan mental dan fisik berbasis pemetaan minat dan bakat, hingga pembelajaran akademik, kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, serta pembentukan karakter, nilai spiritual, nasionalisme, dan literasi.

Berbagai fasilitas utama telah dipersiapkan, seperti asrama terpisah untuk siswa laki-laki dan perempuan, ruang belajar, kantor guru, kantin, rumah pendidik, toilet ramah disabilitas, dan lapangan olahraga. Ke depannya, program Sekolah Rakyat akan diperluas hingga mencakup 200 lokasi di seluruh Indonesia.

Lebih jauh, pemerintah juga tengah merancang program pemberdayaan menyeluruh bagi keluarga siswa. Mulai dari renovasi tempat tinggal, perbaikan lingkungan sekitar sekolah, hingga pemberian dukungan ekonomi agar kesejahteraan masyarakat bisa meningkat secara berkelanjutan.

“Program ini bukan hanya tentang pendidikan, tapi juga transformasi sosial. Kami ingin keluarga para siswa ikut terangkat, lingkungannya sehat, ekonominya membaik, dan akhirnya, kemiskinan bisa segera teratasi,” pungkas Teddy.

Komentar