JurnalPatroliNews – Pendakwah kontroversial asal India, Zakir Abdul Karim Naik atau yang lebih dikenal sebagai Dr. Zakir Naik, akan menggelar rangkaian ceramah agama di beberapa wilayah Indonesia pada pekan depan.
Informasi mengenai kegiatan tersebut dipublikasikan melalui situs resminya, dznindonesia.id, yang mencantumkan daftar kota yang akan dikunjungi, termasuk Jakarta dan Solo. Masyarakat yang ingin menghadiri ceramah wajib melakukan pendaftaran secara daring. Acara ini terbuka untuk semua kalangan, termasuk non-Muslim.
Zakir Naik dikenal luas sebagai tokoh dakwah yang kerap memicu perdebatan global. Gaya penyampaiannya yang blak-blakan dan cenderung konservatif kerap menuai kritik karena dinilai menyudutkan agama lain dan mengandung unsur radikal.
Lahir pada tahun 1965 di kawasan Dongri, Mumbai, Zakir Naik tumbuh di lingkungan keluarga medis. Ayah dan kakaknya sama-sama berprofesi sebagai dokter. Dongri sendiri dikenal sebagai kawasan padat penduduk yang juga memiliki reputasi kelam sebagai pusat aktivitas kriminal di masa lalu, termasuk menjadi tempat beroperasinya tokoh mafia terkenal, Dawood Ibrahim.
Zakir menyelesaikan pendidikan dasarnya di St. Mary’s High School dan melanjutkan ke Fakultas Kedokteran di Topiwala National Medical College, Mumbai. Meski telah menempuh pendidikan sebagai dokter, ia memilih beralih jalur ke bidang dakwah Islam.
Pada 1991, ia mendirikan Islamic Research Foundation (IRF) di Mumbai. Melalui lembaga ini, Zakir mulai dikenal sebagai penceramah yang kerap menyampaikan pandangan keislaman secara tegas dan sering kali menimbulkan kontroversi.
Beberapa laporan internasional menyebut ceramahnya sempat menjadi sumber inspirasi bagi simpatisan kelompok radikal, termasuk al-Qaeda. Bahkan, pada tahun 2010, pemerintah Inggris menolak kedatangannya dengan alasan bahwa isi ceramahnya dianggap memicu kebencian. Larangan itu dikeluarkan oleh Theresa May, Menteri Dalam Negeri saat itu.
Namanya kembali mencuat secara internasional usai serangan teroris di Dhaka, Bangladesh, pada Juli 2016. Salah satu pelaku disebut-sebut terpengaruh oleh ceramah Zakir Naik. Tak lama berselang, pemerintah Bangladesh menutup akses siaran Peace TV, saluran yang dikelola IRF dan menayangkan isi dakwahnya.
Pada akhir tahun yang sama, India melalui Badan Investigasi Nasional (NIA) mengajukan dakwaan terhadapnya atas tuduhan menyebarkan ujaran kebencian dan kegiatan ilegal.
Menghindari tekanan hukum, Zakir kemudian meninggalkan India dan menetap di Malaysia sejak tahun 2017. Di tengah kontroversi yang membelitnya, ia tetap aktif berdakwah dan memiliki pengikut loyal di berbagai belahan dunia.
Komentar