JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa ketegangan geopolitik dan konflik ekonomi internasional semakin memperbesar ketidakpastian global. Hal ini disampaikannya dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI saat membahas asumsi makro dalam rancangan APBN 2026, Kamis malam, 3 Juli 2025, di Jakarta.
“Dinamika global sangat tinggi dan berubah cepat. Situasi ini akan berdampak besar pada stabilitas tatanan dunia. Kita harus tetap siaga,” ujar Sri Mulyani.
Ia menjelaskan bahwa pelemahan ekonomi yang sudah terjadi di kuartal pertama 2025 masih berlanjut hingga kuartal kedua. Kondisi ini terlihat dari lonjakan Indeks Ketidakpastian Global (Global Uncertainty Index) yang menyentuh angka 472, bersamaan dengan kenaikan signifikan Baltic Dry Index, indikator biaya logistik global, yang menembus angka 1605.
“Situasi ekonomi global pada kuartal II memburuk, masuk ke zona kontraktif. Kenaikan indeks ketidakpastian dan biaya logistik menunjukkan tekanan serius yang akan berdampak pada kinerja ekonomi dunia,” jelasnya.
Sri Mulyani menekankan perlunya pemerintah Indonesia untuk bersiap menghadapi kemungkinan tekanan ekonomi hingga tahun 2026. Menurutnya, posisi Indonesia yang tetap menjaga sikap non-blok di tengah kekacauan tatanan global menjadikan tantangan ekonomi semakin kompleks.
“Dampaknya kini semakin terarah dan terasa langsung. Sistem ekonomi global tidak lagi sepenuhnya berjalan sesuai aturan internasional berbasis hukum (rule-based order),” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan. Untuk tahun 2025, pertumbuhan global diperkirakan hanya mencapai 2,8%. Bahkan, prediksi tahun 2026 pun tak jauh berbeda. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan hanya akan mencapai 3%, sementara Bank Dunia (World Bank) memperkirakan lebih rendah lagi, yakni 2,3%.
“Perdagangan internasional dan investasi global terus menunjukkan tren penurunan. Ini memberi sinyal bahwa potensi pertumbuhan ekonomi ke depan akan terus melemah,” pungkas Sri Mulyani.
Komentar