JurnalPatroliNews – Jakarta – Langkah pemerintah memperbesar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mendapat lampu hijau dari DPR RI.
Melalui rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar), disepakati bahwa defisit tahun depan akan diperluas menjadi Rp662 triliun, setara dengan 2,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini meningkat dari target awal dalam APBN yang hanya sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53 persen terhadap PDB.
Pengumuman tersebut disampaikan Wakil Ketua Banggar DPR Wihadi Wiyanto dalam pertemuan di kompleks parlemen pada Kamis, 3 Juli 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan legislatif atas perubahan tersebut. Ia menilai bahwa pelebaran defisit adalah langkah strategis untuk menjaga fondasi ekonomi Indonesia tetap tangguh menghadapi ketidakpastian global yang belum reda.
“Kami bersyukur dan menghargai keputusan Banggar yang telah menyetujui outlook defisit sebesar 2,78 persen PDB,” ucap Sri Mulyani dalam pernyataannya.
Menurutnya, ruang fiskal tambahan ini akan dimanfaatkan untuk mendanai program-program prioritas nasional, sekaligus bertindak sebagai penyangga fiskal (fiscal buffer) guna meredam tekanan eksternal yang mungkin muncul.
Lebih lanjut, Banggar juga menyetujui penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) APBN 2024 sebesar Rp85,6 triliun. Dana ini akan dialokasikan untuk menutup defisit tambahan, mendukung belanja strategis, serta mengurangi ketergantungan pada pembiayaan melalui Surat Berharga Negara (SBN).
“Kami juga menyampaikan terima kasih atas restu penggunaan SAL dalam menghadapi pelebaran defisit ini,” tambah Sri Mulyani.
Data dari Kementerian Keuangan mencatat bahwa hingga semester I 2025, defisit anggaran telah mencapai Rp204,2 triliun atau 0,84 persen dari PDB. Untuk paruh kedua tahun ini, pemerintah memperkirakan tambahan defisit sebesar Rp457,8 triliun, yang jika dijumlahkan membentuk total defisit tahun penuh menjadi 2,78 persen terhadap PDB.
Komentar