Jika Gibran Dimakzulkan, Bukan Jokowi yang Paling Kecewa, Kata Analis

JurnalPatroliNews – Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menilai bahwa apabila wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka benar-benar terwujud, maka orang yang paling merasa kehilangan bukanlah Presiden Joko Widodo, melainkan Anwar Usman.

“Kalau benar Gibran dimakzulkan, yang paling sedih itu justru Anwar Usman. Dia kan sudah mempertaruhkan banyak hal, bahkan rela mundur dari jabatan,” ujar Hendri melalui kanal YouTube pribadinya, Jumat, 4 Juli 2025.

Hendri, yang kerap disapa Hensat, menjabarkan bahwa ada tiga skenario yang memungkinkan jika pemakzulan terhadap Gibran benar-benar ingin direalisasikan.

Pertama, Gibran memilih mengundurkan diri secara sukarela, baik karena desakan moral maupun tekanan politik, yang bisa dibungkus dalam cara yang dianggap terhormat.

Kedua, melalui mekanisme resmi sesuai konstitusi. Namun, Hensat menegaskan bahwa jalur ini panjang, kompleks, dan memerlukan momentum politik yang pas.

Ketiga, terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam hal ini, kemungkinan terbuka apabila ada tafsir atau celah hukum yang dapat dimanfaatkan untuk memungkinkan presiden mengganti wakilnya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Wacana pemakzulan Gibran kembali mencuat setelah Forum Purnawirawan TNI menyuarakan keberatannya terhadap proses pencalonan Gibran sebagai cawapres di Pilpres 2024. Mereka menilai pencalonan tersebut sarat pelanggaran etika dan hukum, serta dianggap mencoreng prinsip moral dalam berdemokrasi.

Tekanan terhadap legitimasi Gibran juga tak lepas dari polemik putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023, yang oleh sebagian kalangan dipandang sebagai “jalan khusus” yang membuka peluang pencalonannya.

Komentar