Tak Disangka! Alat Buatan PHM Ini Selamatkan Pesut Mahakam dari Kepunahan Total!

JurnalPatroliNews – Kaltim – Desa Pela di Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, menjadi pusat perhatian nasional dengan kedatangan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Hanif Faisol Nurofiq, pada Kamis, 3 Juli 2025. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka meninjau langsung keberhasilan program tanggung jawab sosial (CSR) unggulan PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang bertajuk Konservasi Endemik Pesut Mahakam atau disingkat Komik Pesut Mahakam.

Program yang dimulai sejak 2018 ini merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat yang dikemas melalui pengembangan desa wisata dengan pendekatan konservasi satwa langka khas Kalimantan Timur, Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), yang kini berada di ambang kepunahan dengan populasi tersisa sekitar 64–70 ekor saja.

Kegiatan ini turut dihadiri tokoh penting seperti Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri, serta perwakilan dari UNDP dan UNEP. Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Sunaryanto dan General Manager PHM Setyo Sapto Edi juga hadir bersama jajaran pemerintah pusat dan daerah, disambut hangat oleh warga setempat.

Salah satu terobosan dalam program ini adalah penggunaan Pinger Akustik, alat yang memancarkan frekuensi ultrasonik antara 50–120 kHz untuk mengusir pesut menjauh dari jaring nelayan. Inovasi ini berhasil menurunkan tingkat kematian pesut akibat terperangkap jaring hingga nol persen di sekitar wilayah Desa Pela pencapaian luar biasa dibanding angka sebelumnya yang mencapai 66%.

Dalam sambutannya, Menteri Hanif menegaskan tekadnya untuk mengerahkan seluruh kewenangan dan instrumen kebijakan guna menyelamatkan spesies langka ini dari kepunahan. Ia menyebut kawasan Danau Mahakam sebagai potret nyata dari tantangan lingkungan global yang kompleks dan mendukung penuh status Desa Pela sebagai desa konservasi berbasis ekowisata, sesuai dengan regulasi Permen LH No. 29 Tahun 2009.

Sunaryanto, Direktur Utama PHI, menambahkan bahwa Komik Pesut Mahakam menjadi wujud nyata implementasi prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) dalam kegiatan operasional hulu migas. Menurutnya, program ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) dan poin ke-14 (ekosistem laut).

“Kami berkomitmen menghadirkan inovasi sosial dan lingkungan dalam program CSR, termasuk Komik Pesut Mahakam, demi membawa manfaat yang nyata bagi masyarakat dan ekosistem,” ujar Sunaryanto, yang akrab disapa Anto.

Komik Pesut Mahakam dikembangkan secara bertahap melalui lima fase: inisiasi, penguatan, pengembangan, replikasi, hingga kemandirian, yang ditargetkan selesai pada 2026. Program ini mencakup pelatihan wisata, pembangunan Museum Nelayan, sistem pengelolaan sampah, hingga penerbitan Peraturan Desa mengenai konservasi pesut.

Sebagai bagian dari kontribusi infrastruktur, PHM juga menyerahkan bantuan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) tenaga surya untuk warga Desa Pela. Setyo Sapto Edi menegaskan bahwa inisiatif ini bukan hanya menyelamatkan satwa endemik, tapi juga mendongkrak ekonomi lokal melalui wisata dan infrastruktur dasar yang inklusif.

Program CSR Komik Pesut Mahakam telah mengharumkan nama Desa Pela melalui berbagai penghargaan, seperti Kalpataru Nasional 2024, Global CSR Award 2023 di Vietnam, Responsible Business Award dari Reuters Inggris, serta masuk dalam program peningkatan desa wisata terbaik dunia versi UNWTO.

Sebagai anak perusahaan dari PT Pertamina Hulu Indonesia, PHM mengelola Wilayah Kerja Mahakam bersama SKK Migas dengan semangat ESG. Lewat berbagai program sosial di bidang pendidikan, lingkungan, kesehatan, ekonomi, hingga penanganan bencana, perusahaan terus berupaya memberdayakan masyarakat sekaligus melestarikan alam Indonesia secara berkelanjutan.

Komentar