JurnalPatroliNews – Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa potensi hujan deras dan angin kencang masih akan membayangi sejumlah wilayah di Indonesia hingga 14 Juli 2025. Dalam prediksi cuaca mingguan yang dirilis, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap siaga menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Untuk periode 8–10 Juli, cuaca secara umum diperkirakan akan bervariasi antara berawan hingga hujan ringan. Namun, sejumlah daerah akan mulai mengalami peningkatan intensitas hujan menjadi sedang, bahkan lebat disertai kilat dan angin kencang.
Wilayah yang diperkirakan terkena hujan lebat dalam periode ini meliputi Jawa Barat dan Maluku. Sementara angin kencang berpeluang terjadi di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, serta wilayah Nusa Tenggara dan Maluku.
Memasuki 11–14 Juli, kondisi langit di sebagian besar wilayah masih cenderung berawan hingga turun hujan ringan. Namun, potensi hujan sedang hingga lebat tetap ada, khususnya di Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Pegunungan. Di sisi lain, angin kencang diperkirakan akan menerjang Aceh, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, serta beberapa wilayah di Nusa Tenggara dan Papua bagian selatan.
BMKG juga mencatat bahwa hingga akhir Juni 2025, hanya sekitar 30% zona musim di Indonesia yang telah memasuki musim kemarau. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata normalnya yang biasanya mencapai 64% pada periode yang sama.
Fenomena iklim tak biasa ini, menurut BMKG, dipicu oleh melemahnya Monsun Australia dan suhu permukaan laut yang tetap hangat di wilayah selatan Indonesia. Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer seperti Gelombang Kelvin dan Ekuatorial Rossby turut memengaruhi pola hujan di berbagai daerah.
“Meski secara global iklim berada dalam kondisi netral, dinamika atmosfer regional masih memicu terbentuknya hujan di sejumlah wilayah,” tulis BMKG dalam laporan resminya, Rabu (9/7/2025).
BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap kemungkinan munculnya cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, kilat, angin kencang, hingga gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia.
“Masyarakat dan pihak terkait diimbau untuk tidak lengah. Meski beberapa daerah telah memasuki musim kemarau, potensi cuaca ekstrem masih tinggi di banyak wilayah yang rentan,” jelas BMKG.
Komentar