Jurnalpatrolinews – Teheran : Kepala Kehakiman Iran berjanji bahwa Teheran tidak akan mundur dari upaya untuk menghukum mereka yang membunuh komandan tertinggi Iran Letnan Jenderal Qassem Suleimani dan menjatuhkan sanksi pada Iran meskipun Donald Trump meninggalkan Gedung Putih dengan darah di tangannya.
Berbicara pada sesi Dewan Tertinggi Kehakiman hari Senin, Hojatoleslam Seyed Ebrahim Raeisi mengatakan meskipun seorang “teroris” yang memiliki darah pahlawan nasional Iran di tangannya telah diusir dari Gedung Putih, Republik Islam tidak akan menyerah pada keputusan tegas untuk menghukum mereka yang berada di belakang pembunuhan Jenderal Suleimani dan teroris ekonomi yang telah melakukan kejahatan terhadap Iran dengan menjatuhkan sanksi.
“Pembunuhan tokoh internasional terkemuka dalam perang melawan terorisme adalah tindakan kejam tidak hanya terhadap bangsa Iran, tetapi juga terhadap semua negara regional dan Muslim,” tambah Raeisi.
“Contoh dari kekejaman tersebut adalah serangan teroris baru-baru ini yang dilancarkan ISIS di Universitas Kabul,” katanya, seperti dikutip kantor berita Tasnim.
Hakim tertinggi selanjutnya menjelaskan bahwa teroris yang menyerang universitas dan membunuh mahasiswa Afghanistan yang tidak bersalah “telah diciptakan oleh Demokrat AS dan dipekerjakan oleh Partai Republik.”
Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak yang fatal di kendaraan Jenderal Suleimani setibanya di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari atas undangan pemerintah Irak.
Serangan itu juga menewaskan Abu Mahdi al-Muhandis, orang kedua di komando Unit Mobilisasi Populer (PMU) Irak, serta delapan orang Iran dan Irak lainnya.
Kedua komandan tersebut sangat populer karena peran kunci yang mereka mainkan dalam membasmi kelompok teroris Daesh yang disponsori AS di wilayah tersebut, khususnya di Irak dan Suriah.
Komentar