Cegah Kerumunan, Satgas Sarankan Masyarakat Berbelanja Lebaran Secara Online

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Berbelanja menjelang Hari Raya Idul Fitri menjadi tradisi masyarakat muslim Indonesia. Namun, di tengah pandemi Covid-19 tidak disarankan berbondong-bondong mendatangi pusat-pusat perbelanjaan karena memicu klaster penularan. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyayangkan tingginya mobilitas penduduk jelang Lebaran yang memicu kerumunan. Maka lebih disarankan masyarakat memilih opsi berbelanja secara online.

“Masyarakat dapat memilih opsi berbelanja yang lebih aman yaitu dengan memanfaatkan kemajuan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), berbelanja online untuk meminimalisir terpapar virus Covid-19,” katanya melalui keterangan virtual, Rabu (5/5).

Langkah yang disarankan itu cukup beralasan. Karena kebijakan pengetatan mobilitas dan peniadaan mudik, nyatanya di lapangan masih ditemukan kenaikan mobilitas penduduk, khususnya ke pusat perbelanjaan.

Maka itu Satgas Covid-19 telah melakukan pengamatan dengan menghimpun data dari Google Mobility pada rentang waktu di tanggal 11 Maret-16 April 2021.

Pengamatan 3 minggu terakhir, ada 6 provinsi dengan kenaikan mobilitas ke pusat perbelanjaan tertinggi di Indonesia. Provinsi Aceh (41 persen), Gorontalo (58 persen), Kalimantan Utara (47 persen), Maluku Utara (57 persen). Serta Sulawesi Tenggara (55%), dan Sumatra Barat (53 persen).

Puncak kenaikan masing-masing 9 April 2021. Kenaikan mobilitas berdasarkan data ini, dikhawatirkan akan diikuti kenaikan kasus, sebagaimana pengalaman serupa pada waktu sebelumnya.

Sangat disadari momen belanja Lebaran adalah momen suka cita dimana banyak berkah yang didapatkan masyarakat. Seperti pembagian tunjangan hari raya (THR), maupun berbelanja dengan potongan harga yang besar.

Secara pola umumnya, berdampak memperbaiki ekonomi nasional bahkan mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat. Namun Indonesia belum keluar dari pandemi Covid-19, sehingga ancaman penularan masih nyata.

Untuk itu hal terbaik yang bisa dilakukan ialah melakukan segala aktivitas dengan terkendali agar produktivitas sosial ekonomi masyarakat berkembang ke arah yang lebih baik.

“Dari data ini kita dapat bersama-sama belajar, sektor sosial dan ekonomi sangat berkaitan dan cara bijak untuk mampu mencapai hasil yang baik pada kedua sektor tersebut. Melalui kebijakan gas-rem yang berlandaskan fakta dan data yang ada,” tandas Wiku.

(askara)

Komentar