Merawat Nalar Demokrasi Dengan Kuatkan Nilai Pancasila

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menghadiri acara diskusi kelompok terpumpun yang membahas terkait kegaduhan yang terjadi di Media Sosial.

Diskusi bertajuk “Sinergi Pembumian Pancasila” Dihadiri oleh peserta dari organisasi masyarakat bidang kepemudaan dan kebangsaan di The Tribrata Convention center, Jakarta (22/4/2021).

Dalam penjelasannya Benny menyampaikan bahwa fakta yang terjadi di lapangan adalah generasi muda mudah sekali terjebak untuk melakukan tindakan negatif di media sosial.

“Generasi muda seringkali melakukan tindakan bermotif kebencian seperti menyebar berita hoax, isu isu negatif terkait SARA dan bahkan tindakan Radikalisme dan Terorisme seperti terbukti pada kasus terorisme di Katedral Makassar dan Mabes Polri yang para pelakunya berusia relatif muda, dibawah 30 tahun dan merupakan generasi muda/millenial,” jelas Benny.

Di alam demokrasi yang semakin berkembang Benny menjelaskan bahwa sekarang ini generasi muda justru terjebak dalam tindakan memecah belah, merundung dan membenci dengan dalih demokrasi dan kebebasan berekspresi. Padahal sebenarnya tidak demikian.

“Padahal nalar demokrasi yang justru menjadi titik utama dari keberadaan demokrasi itu jauh dari tujuan perpecahan atau menang dan kalah
nalar dan tujuan demokrasi sendiri adalah win win solution dimana semua masalah dapat diselesaikan dengan diskusi dan gotong royong, sehingga tidak ada pihak yang merasa terlalu diuntungkan atau dirugikan,” jelas Benny.

Tentunya sejalan dengan nilai Pancasila yaitu gotong royong dimana hak dan kewajiban ada dalam satu nafas

“Kaum Muda harus dapat menjadi penjaga keseimbangan dan nalar demokrasi dalam Masyarakat dengan menerapkan nilai nilai Pancasila,” tuturnya.

Pemuda harus mampu menjadi intelektual organik yang tidak hanya menjadi penyeimbang tetapi penyumbang ide yang dapat meningkatkan kesadaran dan nalar demokrasi masyarakat, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lanjut, Romo Benny refleksinya dalam acara yang dibesut oleh BPIP serta dihadiri oleh dari beberapa unsur organisasi pemuda seperti HIKMABUDHI, KMHDI, GDN, KMM dan GMM tersebut dengan menyatakan bahwa Kaum Muda harus bisa mengisi ruang publik.

“Kaum muda harus mengisi ruang publik dengan konten positif dan bijak dengan kesadaran untuk hidup etis dan menjaga nalar demokrasi hingga kewarasan dan keseimbangan dalam berdemokrasi dapat terlaksana,” ungkap Benny.

Pondasi negara yang digali dari kekayaan budaya lokal dan nilai-nilai agama di indonesia. Peserta diskusi yang terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan berkeinginan agar demokrasi selalu dirawat salah satunya dengan memasukan kurikulum Pendidikan Moral Pancasila di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)- Perguruan Tinggi.

(***/Bn)

Komentar