Seminar Pancasila Bahas G20 Bali Berhasil Bawa Pancasila untuk Dunia

“Jadi ketika ada masalah atau konflik, Indonesia tidak melihat dari untung/rugi. Tapi berdasarkan titah konstitusi. Dari situ Indonesia dipercaya”, ungkap Djumala. 

Djumala menekankan, peran generasi muda perlu dikedepankan untuk menarasikan Pancasila dalam bentuk diskusi, tulisan, maupun publikasi. 

“Generasi muda kadang-kadang tidak sadar yang dilakukan itu nilai-nilai Pancasila karena Pancasila sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sekarang menjadi tantangan generasi muda, apa yang kita lakukan harus dinarasikan dan dikembangkan. Saat ini kita menghadapi kegagalan narasi. Ga diomongin, ga di halo-halo. Lawan itu yang namanya narative failure dengan menarasikan Pancasila”, pungkas Djumala. 

Sejalan dengan Djumala, Puteri Indonesia 2022, Laksmi De Neefe Suardana sepakat untuk membangun kesadaran pentingnya literasi bagi generasi muda. Gadis Ubud yang akan mewakili Indonesia pada ajang Miss Univerese ini berkomitmen membangun kualitas literasi anak muda Indonesia dengan mendorong anak muda untuk gemar membaca, menulis, dan bersastra.

“Literasi anak muda penting untuk Pancasila. Kalau kita bisa mengembangkan kualitas literasi anak-anak muda, kita bisa mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya hapal Pancasila dalam ucapan”, tutur Laksmi.

Laksmi juga mengajak para pemuda untuk bergotong royong menarasikan Pancasila dan menyebarkannya kepada publik.

“Saya mewakili anak muda, mengajak ayo kita berdialog lagi tentang bangsa dan negara kita. Pada ajang Miss Universe akhir tahun ini, semoga saya bisa menang agar lebih mudah mengenalkan Indonesia kepada Dunia, termasuk menarasikan Pancasila sebagai ideologi alternatif bagi perdamaian Dunia”, ungkap Laksmi.

Dari sesi pertahanan, Wakil Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Brigjen. TNI Heru Langlang Buana, S.I.P., M.Si., para prajurit yang dikirim ke kawasan konflik telah mampu membawa nilai-nilai Pancasila bagi perdamaian Dunia. 

“Secara operasional, TNI memiliki peran khusus, melaksanakan perdamaian dunia di negara konflik sebagai etalase Bangsa Indonesia, seperti melakukan negosiasi yang berdampak besar”, ungkap Heru. 

Heru juga menuturkan, melalui para prajurit yang bertugas, negara-negara lain mengapresiasi Bangsa Indonesia dengan semnagat perdamaian, persatuan, dan keadilan yang terkandung dalam ideologi Pancasila.

“Kita di sini sudah mempunyai Pancasila yang sudah teruji kesaktiannya. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mengimplementasikannya”, tutur Heru.

Sementara itu, Penulis Buku Pancasila dari Indonesia untuk Dunia, Bernada Rurit menjabarkan isi dari buku yang tengah disusunnya. 

Dalam buku tersebut, Rurit memaparkan, tertuang sejarah lahirnya Pancasila, pemikiran-pemikirin para pendiri bangsa, hingga quotes dari Bung Karno.

“Pancasila sudah dikenalkan Bung Karno dalam sidang PBB tahun 1960. Bung Karno menawarkan Pancasila sebagai nilai yang mendamaikan dan menyatukan”, tutur Rurit.

Rurit berharap, dari perhelatan G20, para Pemimpin Dunia terkesan dengan keramahan dan penyambutan Bangsa Indonesia sehingga mereka mencari tahu nilai-nilai yang masyarakat Indonesia pedomani.

“Globalisasi menjadikan kita semua terhubung. Anak muda perlu merepresentasikan Pancasila dengan menunjukan sikap toleran dan terbuka. Melakukan sinkronisasi antara tindakan dan kata-kata itu lebih penting”, pungkas Rurit.

Komentar