104 Ton Kelapa Parut Sulut Menuju Brazil, Tujuan Ekspor Baru Komoditi Andalan

JurnalPatroliNews-Manado – Pembukaan pembatasan secara bertahap terus memberikan angin segar bagi sektor pertanian di tanah air termasuk juga di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado melepas perdana ekspor komoditas unggulan Sulut berupa kelapa parut ke Brazil, Amerika Latin sebanyak 104 ton.

“Sebelumnya, berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST biasanya kelapa parut Sulut diekspor ke negara-negara di benua Asia dan Eropa,” kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih melalui keterangan tertulisnya, Rabu (29/7).

Menurut Donni, komoditas ekspor asal sub sektor perkebunan dengan nilai Rp. 2,8 milyar ini milik PT SI yang telah melalui serangkaian tindakan karantina dan dinyatakan sehat, aman dan memenuhi persyaratan negara tujuan.

Brazil merupakan negara dari Amerika Latin dengan penduduk terbanyak keenam di dunia yaitu sebesar 212 juta jiwa.

Potensi pasar yang besar tersebut mampu dimanfaatkan oleh PT. SI dalam memasarkan produknya berupa Kelapa Parut.

Menurut pemilik, pihaknya terus melakukan penambahan negara tujuan, mengingat produktivitas kelapa Sulut yang baik.

“Iklim usaha juga bagus dan harapannya ini dapat berdampak bagi kesejahteraan petani apalagi di tengah wabah COVID-19,” ujarnya.

Pacu Ekspor, Dorong Hilirisasi

Donni Muksydayan mengatakan, pihaknya terus mendorong ekspor tidak hanya dalam bentuk kelapa bulat, tetapi juga turunannya yang sudah diolah sehingga memiliki nilai tambah yang besar dibanding hanya menjual dalam bentuk bahan baku komoditas.

“Jika kita mengekspor dalam bentuk produk olahan Kelapa Parut (Dessicated coconut) selain menambah nilai jual, juga dapat menambah umur simpan sehingga produk lebih tahan lama,” ujarnya.

Untuk mendapatkan Kelapa Parut yang mempunyai rendemen yang tinggi dan cita rasa (Flavour) yang baik kelapa harus dipilih yang tua.

Dalam pembuatan Kelapa Parut ada beberapa tahap diantaranya pembuangan sabut dan tempurung kelapa, pembuatan testa, pencucian, blanching, pemarutan, pengeringan, pengukusan, pengepressan, pengeringan kembali kemudian dilakukan penggilingan.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan)Ali Jamil mengungkapkan, salah satu cara untuk meningkatkan nilai pertumbuhan ekspor adalah dengan mendorong ekspor produk setengah jadi dan jadi (produk turunan).

“Kita pacu ekspor sesuai semangat yang digerakkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dengan Gratieks. Ekspor meningkat, petani juga dapat meningkat kesejahteraannya,” pungkas Jamil.

(***/srisurya)

Komentar