16 Orang Tewas, Jepang Dilanda Hujan Deras, Banjir dan Longsor

JurnalPatroliNews – Jakarta – Hujan lebat yang memicu banjir besar dan tanah longsor di Jepang menewaskan 16 orang pada Minggu (5/7). Kabar tersebut dikonfirmasi setelah mereka sempat dinyatakan dalam kondisi kardio-pernapasan, istilah yang digunakan Jepang sebelum dokter secara resmi menyatakan orang tersebut meninggal dunia.

Dua di antaranya ialah seorang perempuan dan laki-laki berusia 80-an yang berada di wilayah Kumamoto barat tewas akibat tanah longsor. Hal tersebut dilaporkan media nasional setempat, NHK, tanpa penjelasan lebih lanjut.

Sementara itu, 20 orang lainnya dalam kondisi kardio-pernapasan, istilah yang digunakan Jepang sebelum dokter secara resmi menyatakan orang tersebut meninggal dunia.

Gubernur Kumamoto, Ikuo Kabashima, pada Sabtu (4/7) mengungkapkan 14 orang dari korban terdampak hujan lebat tersebut merupakan penghuni panti jompo. Enam orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Pemerintah daerah dan kota yang terdampak bencana belum bisa segera mengonfirmasi jumlah kematian. Mereka menyatakan masih fokus meredam penyebaran virus corona di tempat-tempat penampungan evakuasi.

Bencana alam itu membuat pemerintah setempat menerbitkan imbauan evakuasi terhadap lebih dari 200 ribu penduduk.

Awak tanggap darurat telah keluar sepanjang malam guna mencari orang hilang dan menyelamatkan warga yang masih terjebak di rumah mereka.

Melansir AFP, meski hujan telah reda di Kumamoto sejak Minggu (5/7) pagi, banyak masyarakat yang masih terisolasi di daerah tersebut akibat jembatan runtuh dan memblokir jalan serta tanah longsor.

Di sisi lain, masyarakat di Kota Yatsushiro membuat tanda besar SOS di atas tanah kawasan sekolah dasar. Sekitar 10 orang melambaikan handuk putih meminta pertolongan dari helikopter serta media.

Sebelumnya, badan pengawas cuaca di Jepang menurunkan peringatan hujan dari tingkat tertinggi ke satu tingkat di bawahnya untuk Kumamoto dan dekat Kagoshima.

Namun, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta warga setempat tetap waspada. Sekitar 10 ribu tentara juga diinstruksikan bersiap untuk bergabung dengan tim SAR. Persiapan itu menjadi salah satu langkah untuk tetap memprioritaskan keselamatan masyarakat.

(lk/ant)

Komentar