52 Orang Dinyatakan Positif COVID-19, Usai Lakukan Shalat Taraweh di Banyumas

JurnalPatroliNews – Banyumas,– Sebanyak 52 warga di Kabupaten Banyumas dinyatakan positif COVID-19 usai melakukan ibadah sh alat tarawih di bulan suci Ramadhan. Hal itu disampaikan langsung oleh Bupati Banyumas Achmad Husein.

Husein mengatakan, kasus klaster salat tarawih paling banyak terjadi di Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor. Mereka diduga terinfeksi usai salat bersama orang yang positif COVID-19.

“Berawal dari tarawih awal Ramadhan ada 1 orang kondisi sakit ikut tarawih, kemudian diketahui positif, hasil swab kontak erat di dapatkan 13 orang positif. Lalu kami lakukan tracing lagi ditemukan 16 orang kontak erat dan positif 10 orang. Lalu pada tracing yang ketiga ditemukan 54 orang kontak erat dari tracing hasilnya 22 orang positif. Jadi positif di Pekaja ada 45 orang,” ujar Husein kepada wartawan, Jumat (30/4).

Lalu, klaster salat tarawih juga muncul di Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede. Di sana 7 orang dinyatakan positif COVID-19 usai mengikuti salat tarawih berjemaah.

“Klaster tarawih lainnya ada di Desa Tanggeran Somagede, 7 orang positif swab pada tanggal 22 April,” sebut dia.

Dengan demikian dari total klaster di Pekaja dan di Tanggeran Somagede, maka total ada 52 orang positif COVID-19.

Husein menambahkan, dari 52 orang tersebut saat ini ada satu orang yang menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara sisanya menjalani karantina mandiri ataupun di tempat isolasi terpusat.

“Untuk di Pekaja ada 1 orang yang dirawat di RSUD Banyumas, 44 orang lainnya isoman dengan pengawasan ketat dari petugas puskesmas. Sementara, di Desa Tanggeran, 7 orang yang positif karantina di Diklat Baturraden,” jelas dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto menambahkan, klaster COVID-19 menjadi cepat berkembang lantaran ada kelompok jemaah tertentu yang kerap berpindah dari satu masjid ke masjid yang lain.
“Permasalahan di lapangan ada kelompok jemaah tertentu yang berpindah masjid ke wilayah lain, sehingga tracking berkembang ke masjid wilayah lain,” ungkap dia.

Namun, saat ini dua masjid dan dua mushala di wilayah tersebut telah ditutup dan sterilisasi.

“Kami juga meminta agar warga desa sekitar untuk salat tarawih di rumah saja,” kata Sadiyanto.

(*/lk)

Komentar