Ada Malaikat Pencabut Nyawa! Pedagang di Aceh Gelar Demo, Protes Petugas Dinas Kelautan-Perikanan Arogan

JurnalPatroliNews – Banda Aceh,– Pedagang di tempat pelelangan ikan (TPI) Lampulo, Banda Aceh, Aceh memprotes aksi penertiban yang dilakukan petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).

Massa menilai petugas bersikap arogan. Pantauan rekan media, massa menggelar aksi demo di depan Kantor Pelayanan Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan di TPI Lampulo, Banda Aceh, Senin (22/3/2021). Massa berkumpul di sana dan meminta petugas dari DKP keluar untuk meminta maaf.

Sejumlah petugas polisi dan Babinsa mencoba menenangkan massa. Massa yang berdemo antara lain pedagang ikan dan pedagang nasi.

Seorang pedagang nasi di TPI, Ramlah, mengatakan pihaknya protes dengan sikap petugas perikanan yang kerap arogan terhadap pedagang. Dia mengaku dagangan nasi miliknya diambil petugas kemudian diinjak-injak.

“Di sini katanya gak boleh jualan. Mereka ambil nasi kami terus diinjak-injak. Ini sudah sering kali terjadi,” kata Ramlah.

Ramlah dan beberapa pedagang menyebut nama seorang petugas DKP. Mereka menyamakan pedagang itu seperti malaikat pencabut nyawa.

“Dia di sini paling parah, kami lihat dia seperti malaikat pencabut nyawa. Peralatan untuk kami jualan diambil,” ujar Ramlah.

Ramlah mengaku dirinya berjualan tanpa izin di area tersebut. Setiap hari, dia menjajakan dagangnya untuk nelayan dan pedagang ikan sejak pukul 03.00 pagi.

“Kami jualan liar di sini. Jualan nasi gurih. Nasi bungkus,” jelasnya.

Dalam aksi tersebut, perwakilan massa juga membuat pernyataan sikap dan dibacakan seorang pedagang, Jakfar. Tuntutan massa di antaranya DKP memfungsikan lembaga laot, adat saat penertiban di TPI Lampulo.

“Petugas tidak lagi melakukan kekerasan dalam hal penertiban. Harapan segenap pedagang, kami menolak petugas yang arogan dan militeristik yang tidak manusiawi saat penertiban,” baca Jakfar.

Pernyataan sikap itu kemudian dibawa Kapolsek Kuta Iptu Muchtar Chalis untuk diserahkan ke DKP Aceh. Usai Chalis meninggalkan lokasi, massa mulai membubarkan diri.

(*/lk)

Komentar