Anies: Wisma Atlet Bisa Jadi Museum Tempat Tinggal Covid

JurnalPatroliNews, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat bisa menjadi museum tempat tinggal Covid lantaran selama pandemi Covid-19 Wisma Atlet menjadi tempat penampungan pasien terpapar Covid terbesar se-Asia Tenggara, bahkan se-Asia.

Pernyataan itu disampaikan Anies saat meluncurkan buku Potret Jakarta 2020: Kolaborasi Melawan Pandemi yang diselenggarakan Jakarta Content Creator Community secara online, Sabtu (30/1/2021).

Anies memuji betapa jelinya fotografer yang mengambil gambar pada suatu momen tertentu. Menurut dia, pandemi Covid itu peristiwa yang mungkin terjadi satu kali selama ratusan tahun sehingga rekaman peristiwa yang menggambarkan kondisi saat pandemi sangatlah penting, termasuk rekaman melalui gambar atau foto. Namun, tak semua gambar atau foto, khususnya yang beredar di media sosial membuat seseorang merasakan refleksi atas gambar tersebut.

“Padahal gambar itu membangkitkan rasa dan imajinasi dan kita punya ketersambungan dengan peristiwa yang diungkapkan dalam gambar itu. Peristiwa pandemi merupakan kesempatan bagi umat manusia untuk reflektif,” ujar Anies, Sabtu (30/1/2021).

Apalagi selama pandemi tak semua orang melihat secara langsung apa yang terjadi di masa pandemi, khususnya bagi masyarakat yang menjalani aktivitasnya di rumah ataupun yang tengah isolasi.

Bahkan, generasi selanjutnya belum tentu merasakan bagaimana pandemi Covid di Indonesia. Maka itu, buku Potret Jakarta 2020: Kolaborasi Melawan Pandemi menjadi suatu kumpulan dokumentasi yang mana bisa menjadi suatu buku sejarah di kemudian hari saat pandemi Covid berakhir.

“Tak kalah penting, ini kumpulan dokumentasi yang mungkin ketika dibaca anak cucu kita menjadi sesuatu yang luar biasa. Inilah namanya menciptakan catatan sejarah dalam bentuk imaji, gambar, dan dalam bentuk narasi lalu memberikan ruang pada tiap pikiran untuk mengembangkan narasinya sendiri sesuai pengalamannya masing-masing,” ungkapnya.

“Jadi, orang hanya (tahu dan) menceritakan ada wabah dan orang sakit lalu meninggal, tapi sekarang kita akan ketemu di mana dokumentasi digital luar biasa. Generasi masa depan akan punya data akurat, siapa dites PCR, kapan meninggal, dan dimakamkan di mana, itu semuanya akan ada. Nah. ini (buku Potret Jakarta 2020) menjadi dokumen pelengkap luar biasa,” kata Anies.

Namun, suatu gambar atau foto bisa menjadi refleksi atas peristiwa yang tengah terjadi di masa itu, dalam hal ini pandemi manakala si content creator jeli dalam membingkai suatu gambar. Misalnya, gambar Wisma Atlet di mana saat Asian Games gambar tentang gedung Wisma Atlet tak menimbulkan suatu kenangan atau berita yang hebat atau bahkan sejarah, tapi saat pandemi gambar gedung tersebut menjadi suatu dokumentasi sejarah.

“Ini (gambar gedung Wisma Atlet) bukan a just another building, this is no group of towers, this is place of historis. Gambar gedung ini menjadi salah satu monumen Covid yang hari ini belum disadari. Nanti gambar ini akan dikenang lintas zaman karena di sinilah tempat berkumpulnya penyintas Covid paling banyak. Kalau suatu saat ada kunjungan ke museum tempat tinggal Covid ya inilah tempatnya karena tak ada tempat yang lebih banyak lagi dijadikan pengalaman. Orang-orang punya pengalaman tinggal dua minggu di tempat itu,” ujar Anies.

(sdn)

Komentar