Apakah Efektif PSBB?? Ekonom Rizal Ramli Nilai : ‘Serba Nanggung’, Ini Alasannya!

JurnalPatroliNews-Jakarta,– Presiden Joko Widodo bersyukur memilih pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketimbang lockdown. Alasannya, ekonomi Indonesia tetap tumbuh meski Corona berimbas ke mana-mana. Namun ekonom Rizal Ramli punya pandangan berbeda. Dia menilai kebijakan PSBB serba nanggung.

“PSBB apakah efektif, mohon maaf ya, kalau saya dari pada berlama-lama, PSBB kan serba nanggung, dan menyerahkan ke daerah-daerah. Lah daerah-daerah emang punya duit? Kan yang punya duit hanya DKI, itu pun sebulan lagi abis. Kalau saya sih lebih setuju lockdown saja,” ujarnya dalam diskusi yang digelar secara virtual, Kamis (16/7/2020).

Rizal Ramli menilai, penerapan lockdown selama sebulan akan lebih efektif ketimbang PSBB yang dinilai tegas dan terlalu lama.

Sementara dalam konteks menjaga ekonomi rakyat, dia menyarankan selama masa lockdown pemerintah harus rela mengeluarkan anggaran yang lebih besar. Mulai untuk melakukan tes massal hingga memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang tidak bisa bekerja.

“Jadi sebulan itu kita ngeluarin duit bener, tes corona dan lain-lain, dan kasih makan orang-orang, bisa itu. Ketiga kita genjot produksi pertanian, itu kan nggak susah,” tambahnya.

Menurut Rizal Ramli dalam kondisi saat ini, yang paling utama untuk dijaga adalah perut rakyat. Sebab jika rakyat kelaparan akan menimbulkan gejolak.

“Jadi kalau kita genjot itu minimal kita nggak kelaparan. Kalau orang Indonesia perutnya wareg, kenyang hatinya damai. Tapi kalau perutnya lapar, hatinya panas, pikirannya mulai ngaco,” ujarnya.

Sebelumnya Jokowi merasa mengambil langkah yang tepat saat pertama menghadapi wabah COVID-19. Langkah yang dimaksud adalah mengambil kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketimbang lockdown.

Menurutnya hal itu tercermin dari catatan pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 yang masih tumbuh positif 2,97%. Jokowi merasa beruntung dengan catatan pertumbuhan ekonomi tersebut.

“Beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan,” ujarnya ketika memberikan pengarahan di depan para gubernur di Istana Presiden Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020).

Sementara untuk kuartal II-2020 sendiri diperkirakan -4,3%. Proyeksi itu lebih tinggi dari prediksi pemerintah sebelumnya di angka -3,8%.

Meski begitu, Jokowi sepertinya bersyukur dengan capaian itu. Dia percaya jika RI mengambil kebijakan lockdown kontraksi ekonomi akan jauh lebih dalam lagi.

“Saya nggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu mungkin bisa minus 17%,” tutur Jokowi. (lk/*)

Komentar