JurnalPatroliNews – Batam – Guna memperkuat keterampilan dan kapasitas petugas perempuan dalam penegakan hukum maritim di Asia Tenggara, Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) bersama Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menyelenggarakan pelatihan khusus Visit, Board, Search and Seizure (VBSS). Pelatihan ini berlangsung di Fasilitas Pelatihan Maritim Bakamla di Batam mulai Senin (5/5/2025).
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Pangkalan Bakamla Batam, Kolonel Bakamla Agus Sriyanto, S.E., M.Tr. Hanla, dan diikuti oleh 16 peserta dari tiga negara: 8 dari Bakamla RI, 4 dari Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA), dan 4 dari Philippine Coast Guard (PCG).
Digelar selama hampir dua pekan, dari tanggal 5 hingga 16 Mei 2025, pelatihan ini difokuskan pada peningkatan keahlian teknis dalam operasi pengawasan laut. Salah satu materi utama adalah penanganan bahan-bahan berbahaya yang sering dijumpai dalam operasi maritim.
Tony Wheatley, pakar maritim dari UNODC, dipercaya sebagai instruktur utama. Ia membawakan materi tak hanya seputar teknik VBSS, tetapi juga aspek keselamatan saat menghadapi potensi ancaman dari muatan mencurigakan di kapal.
“Kami ingin perempuan memiliki peran lebih besar dalam menjaga kedaulatan laut serta menjalankan tugas penegakan hukum di perairan internasional,” ujar Kolonel Agus dalam pidatonya.
Selain peningkatan teknis, pelatihan ini menjadi momentum penting dalam mempererat kerja sama maritim antarnegara. Ajang ini sekaligus memperkuat hubungan antar lembaga coast guard peserta, menciptakan solidaritas kawasan dalam menjaga keamanan laut.
Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini juga mendorong pemberdayaan perempuan dalam dunia maritim yang masih didominasi laki-laki, serta memperluas kolaborasi regional dalam menghadapi tantangan kejahatan lintas batas di laut.
Komentar