Bangun Langkah Strategis, Kemenkop Akan Hubungkan Koperasi dengan BUMN dan Warung Makan

Jurnalpatrolinews – Jakarta, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan kementeriannya tengah fokus mengembangkan dan menggenjot pertumbuhan koperasi di sektor pangan. Hal ini mengingat sektor tersebut terkait erat dengan kebutuhan hidup masyarakat dan dapat menyerap cukup besar tentang kerja.

Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan adalah membangun rantai pasok antara petani dan nelayan, koperasi pangan, hingga ke warung-warung kecil tradisional di berbagai daerah.

“Tantangan terbesar koperasi pangan hari ini saya kira mulai dari akses ke pangan, pembiayaan, dan akses pasar,” ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan BPIP, Kamis (30/7).

Teten menyebutkan lembaganya juga telah bekerjasama dengan BUMN sektor pangan untuk mendukung strategi tersebut.

Pasalnya BUMN memiliki jaringan distribusi yang luas di berbagai wilayah dan punya kemampuan finansial untuk membeli langsung hasil produksi petani dan nelayan.

Selain itu, program-program pemerintah yang ditugaskan kepada BUMN seperti subsidi pupuk, benih hingga pelatihan-pelatihan kepada petani dan nelayan juga bisa diintegrasikan dengan koperasi pangan.

“Pengalaman selama ini mereka sudah banyak menyediakan subsidi pupuk Rp36 triliun, subsidi bibit Rp1,5 triliun irigasi dan lain-lain. Kalau tidak dibangunkan model bisnisnya seluruh sumber daya itu tidak menghasilkan produktivitas,” imbuhnya.

Jika strategi ini berhasil, menurut Teten produktivitas sektor akan dapat digenjot dan penyerapan tenaga kerjanya akan semakin besar. Ia menilai saat ini pengembangan koperasi pangan masih belum optimal lantaran persentasenya baru mencapai 11 persen dari sekitar 123 ribu koperasi yang terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM).

Dari total tersebut, volume transaksi usahanya juga masih minim yakni hanya sekitar Rp11 triliun dari 184 triliun total volume transaksi koperasi secara nasional.

“Makanya kami sedang mencoba menciptakan model bisnis sehingga seluruh proses itu berkonsolidasi. Bukan hanya mengkonsolidasi petani perorangan dengan koperasi melainkan juga resource yang ada di pemerintah,” jelasnya Teten.

Selain BUMN, lanjut Teten, kementeriannya juga telah bekerjasama dengan 35 ribu warung di Jabodetabek untuk membangun akses pasar bagi koperasi pangan.

“Off taker atau pembeli produknya nanti BUMN pangan lewat aplikasi, untuk terhubung langsung ke jaringan warung tradisional. Mereka (warung tradisional) akan mendapatkan suplai sembako dari BUMN yang menyerap dari koperasi pangan,” pungkas Teten. (lk/*)

Komentar