Bank Dunia Ramal Ekonomi RI Membaik di 2021, Ada Syaratnya!

JurnalPatroliNews – Jakarta, Bank Dunia (World Bank) menyatakan jika ekonomi Indonesia kini perlahan pulih setelah sebagian aktivitas ekonomi domestik dan global dibuka kembali. Bahkan ekonomi bakal positif di 2021 dan 2022.

Dalam laporan ‘Indonesia Economic Prospects Desember 2020: Toward a Secure and Fast Recovery’, Bank Dunia memprediksi ekonomi positif Indonesia sebesar 4,4% pada 2021 mendatang. Di 2022, ekonomi Indonesia diperkirakan juga akan tumbuh sebesar 4,8%.

Pertumbuhan pada tahun mendatang secara umum didorong oleh pemulihan konsumsi swasta. Perkiraan ini juga mengasumsikan bahwa tingkat kepercayaan konsumen mulai meningkat, dan hilangnya pendapatan rumah tangga tetap rendah berkat hasil pasar tenaga kerja yang lebih baik serta bantuan sosial yang memadai.

“Didorong konsumsi yang lebih kuat dan investasi, pertumbuhan akan menguat ke 4,8% pada 2022 seiring meningkatnya kepercayaan dengan syarat bahwa vaksin yang efektif dan aman akan tersedia bagi sebagian besar populasi,” tulis laporan itu dikutip Jumat (18/12/2020).

Namun hal ini hanya dapat diraih Indonesia jika Pemerintah RI fokus terhadap penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Dalam laporan tersebut, Bank Dunia merekomendasikan Indonesia untuk fokus pada penguatan dan percepatan pemulihan.

“Prioritas utama adalah untuk menghindari kemunduran akibat perkembangan buruk terkait pandemi. Kesehatan publik tetap menjadi prioritas teratas untuk mengizinkan ekonomi tetap terbuka dan bergerak menuju pembukaan kembali aktivitas ekonomi secara menyeluruh dan aman,” papar laporan tersebut.

“Ini memerlukan perbaikan lebih lanjut dalam pengetesan dan pelacakan kontak, serta langkah-langkah kesehatan publik lainnya dan persiapan untuk pengadaan dan pemberian vaksin yang aman dan efektif secara luas begitu selesai dikembangkan dan disetujui.”

Sebelumnya Bank Dunia merevisi pertumbuhan ekonomi RI, dengan pertumbuhan PDB riil RI akan berada di -2,2% di 2020. Proyeksi ini merupakan yang terbaru dari sebelumnya di September -1,6%.

Meski menyebut ekonomi sudah mulai pulih dari kontraksi signifikan di kuartal II sebesar -5,3%. Pemulihan dikatakan tidak akan merata di semua sektor.

(cnbc)

Komentar