Belum Tahu Kapan Berakhirnya, Pandemi Corona Telan Nyawa 221 Perawat, PPNI : Kewalahan RS Penuh

JurnalPatroliNews – Jakarta, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengungkap lonjakan pasien infeksi virus corona (Covid-19) dan membludaknya keterisian tempat tidur di rumah sakit pelbagai daerah berdampak pada tenaga kesehatan, termasuk perawat.

Ketua Umum PPNI, Harif Fadillah mengakui beban perawat kian berat seiring melejitnya angka kasus Covid-19 yang tak kunjung melandai.

“Sekarang sudah setahun kita berperang, ditambah lagi semakin meningkat kasus, rasanya cukup terasa beratnya. Kita belum tahu kapan ini selesai, ditambah banyak kasus, ya memperberat situasi,” tutur Harif kepada rekan media melalui sambungan telepon, Selasa (26/1).

Memasuki satu tahun wabah menjangkiti Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada Maret 2020 lalu, PPNI mencatat 4.940 perawat terkonfirmasi positif Covid-19.

Sementara 221 orang di antaranya meninggal dunia, berdasar catatan hingga Senin (25/1).

Padahal di tengah itu, keterisian rumah sakit di berbagai daerah masih bertahan di atas ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan Bed Occupancy Rate (BOR) 60 persen.

Data Rumah Sakit Online Kementerian Kesehatan sempat menunjukkan 11 provinsi memiliki kapasitas keterisian tempat tidur yang melampaui batas aman WHO tersebut.

Keterisian tempat tidur di daerah seperti DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang Selatan, Bekasi hingga Yogyakarta bahkan tembus 80 persen.

Penambahan Perawat Bukan Perkara Mudah Namun begitu di sisi lain, Harif mengungkapkan, organisasinya masih terus menerima permintaan tenaga kesehatan baru untuk mengisi kekurangan sumber daya manusia di rumah sakit rujukan Covid-19, baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun swasta.

Dia mengatakan telah menyodorkan sekitar 5 ribu nama perawat untuk direkrut oleh bagian Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan.

Beberapa di antaranya menurut Harif, telah bertugas di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Sementara di daerah, untuk pengerahan dan perekrutan tenaga kesehatan ditangani oleh perhimpunan profesi dan pemerintah di wilayah setempat.

Akan tetapi, Harif mengungkapkan, peningkatan sumber daya perawat seiring dengan penambahan kapasitas rumah sakit tersebut bukan perkara mudah. Apalagi kata dia, jika fasilitas yang dibutuhkan adalah kapasitas ruang ICU dan perawatan pasien kritis.

“Kalau jumlah kasus makin banyak, maka semakin banyak juga orang yang butuh perawatan yang serius. Makanya memerlukan fasilitas dan tenaga yang punya kompetensi,” tutur dia lagi.

Itu sebab Harif berharap, penanganan pandemi Covid-19 bukan hanya dilimpahkan ke pemerintah melainkan juga mengajak andil masyarakat untuk memastikan penerapan protokol kesehatan. Warga juga diimbau untuk menghindari kegiatan yang berisiko menularkan virus corona.

Tepat Selasa (26/1) hari ini kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.012.350 kasus. Dari jumlah itu sebanyak 163.526 kasus masih aktif, 820.356 kasus dinyatakan sembuh, dan 28.468 kasus meninggal dunia.

(*/lk)

Komentar