Bisa Tingkatkan Hasil Pertanian, Luhut Dorong Pengembangan Dan Penggunaan Mesin Produksi Dalam Negeri

JurnalPatroliNews – Pengembangan dan penggunaan alat dan mesin pertanian produksi dalam negeri harus terus ditingkatkan. Selain meningkatkan daya saing juga menumbuhkan kemandirian teknologi.

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, saat melakukan kunjungan ke Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian, dalam rangka meninjau kesiapan alat dan mesin pertanian di kawasan Tangerang, Banten.

Dalam kunjungannya itu, Luhut didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala BPPT Hammam Riza.

Menko Luhut mengatakan, untuk memajukan food estate di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah serta seluruh pertanian di Indonesia, diperlukan model sektor pertanian secara moderen.

“Agar mendapatkan hasil yang lebih baik,” ucap Menko Luhut lewat keterangan persnya, Kamis (28/1).

Luhut menambahkan, terdapat tiga poin utama dalam pengembangan sektor pertanian yaitu pupuk, bibit, dan alat dan mesin pertanian (Alsintan).

Saat ini, Kementerian Pertanian telah mengembangkan berbagai teknologi. Seperti alat mesin penanam tebu dan pemasang dripline irrigation, traktor perahu, alat penggulud (traktor roda 2 dan 4), alat pemanen, serta drone penebar pupuk granuler.

Peralatan pertanian yang memiliki potensi full mechanized perlu diupayakan berasal dari produksi dalam negeri untuk mendorong Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) seperti pada pekerjaan persiapan lahan, penanaman, panen, dan pascapanen.

“Pengembangan food estate di Sumatera Utara telah banyak menggunakan peralatan produksi dalam negeri, seperti PT Pindad dan UMKM,” katanya.

Selain itu, kemandirian teknologi akan alat dan mesin pertanian ini juga perlu diperkuat, agar daya saingnya dapat dibandingkan dengan alat dan mesin impor. Melalui penggunanan alat dan mesin buatan masyarakat, hal ini dapat membantu dan menambah penghasilan masyarakat.

“Dengan pengembangan alsintan, hasil tani juga dapat semakin banyak dan semakin memperbesar cakupan pasar,” ucapnya.

Dengan koordinasi dan sinergi antarkementerian dan lembaga, pengembangan teknologi ini dapat mendukung industri pertanian dalam negeri.

Pemerintah pun mendorong implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Tidak hanya untuk budidaya, melainkan untuk semua sektor agribisnis. Mulai dari sektor sarana produksi (saprodi), produksi, maupun pasca produksi serta jasa penunjangnya.

“Bukan hanya teknologi, tetapi telah dilakukan training kepada anak-anak muda terkait pertanian untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat kita,” urainya.

Kemenko Marves, lanjut Luhut, mendukung Kementerian Pertanian untuk dapat berkolaborasi dengan BPPT dan industri.

Agar teknologi yang sudah dihasilkan dapat diproduksi massal dan bermanfaat bagi pertanian di Indonesia,” tutupnya.

(rmol)

Komentar