Ciptakan RDTR Berkualitas, Menteri ATR/Kepala BPN Tawarkan Ide Ini!

Jurnalpatrolinews – Jakarta : Keberadaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) akan memberikan kepastian dalam berinvestasi. RDTR nantinya akan termuat di dalam Online Single Submission (OSS), sehingga memberikan informasi di mana seorang investor nantinya akan membangun sebuah pabrik/industri. Namun, permasalahan yang dihadapi adalah RDTR yang ada, masih sedikit dan tidak memiliki standar kualitas yang sama.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan A. Djalil mengatakan bahwa untuk mewujudkan target 2.000 RDTR, Pemerintah melalui Kementerian ATR/BPN serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) tidak bisa mengharapkan pendekatan lama, melainkan harus melakukan suatu terobosan. “Kita harus melibatkan banyak pihak, salah satunya sekolah perencana. Kita harapkan input dari mereka berupa saran maupun solusi yang dihadapi dalam perencanaan tata ruang,” kata Menteri ATR/Kepala BPN, dalam keynote speech-nya di Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencana Indonesia (ASPI), melalui daring, Senin (07/12/2020).

Sekolah perencana tata ruang merupakan suatu sekolah yang mendidik mahasiswa dalam bidang perencanaan tata ruang. Mahasiswa yang bersekolah disana banyak mempelajari aspek tata ruang melalui teori-teori yang ada. “Sekolah perencana bisa menerapkan “Merdeka Belajar”. Ini merupakan program belajar yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jangan artikan ini bahwa kita bebas belajar, melainkan belajar dengan metode yang tidak biasa,” kata Menteri ATR/Kepala BPN.

Pendekatan dengan sistem “Merdeka Belajar” ini maksudnya adalah melibatkan mahasiswa sekolah perencana dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menyusun RDTR. “RDTR disusun berdasarkan data-data, yang didapatkan dari daerah. Mahasiswa tingkat berapapun bisa dilibatkan dalam pengumpulan data-data itu. Selama ini problem kita dalam menyusun RDTR adalah data-data yang terbatas serta sekolah perencana juga bisa menggandeng Pemda yang komitmen mau buat RDTR yang berkualitas,” kata Sofyan A. Djalil.

Ada banyak yang bisa dipetik oleh para mahasiswa, jika melibatkan mereka dalam menyusun RDTR melalui program “Merdeka Belajar”. “Para mahasiswa dapat pengalaman karena mereka sudah mengetahui proses penyusunan suatu RDTR. Selain mendapatkan pengalaman riil, mahasiswa juga perlu ditekankan terkait komitmen. Komitmen ini juga penting dalam menciptakan RDTR yang berkualitas, kota yang nyaman dihuni, investasi menjadi lebih mudah dan sebagainya,” ujar Sofyan A. Djalil.

Selain didukung oleh mahasiswa sekolah perencana, penciptaan RDTR yang berkualitas juga perlu disokong oleh anggaran yang memadai. Menteri ATR/Kepala BPN mengatakan suatu istilah yakni If You Pay Peanuts, You Get Monkeys, yang artinya jika kamu memberikan biaya minim terhadap sesuatu, maka kamu dapatkan kualitas yang minim juga. “Anggaran tentunya harus diperhatikan. Karena kita ingin produk yang bagus, kita harus anggarkan yang cukup dalam penyusunan tata ruang, apabila mengharapkan hasil yang lebih baik. Perlu komitmen juga dalam menganggarkan penyusunan tata ruang,” ujar Sofyan A. Djalil.

Terobosan lain pada UUCK yaitu pelibatan stakeholder dalam penyusunan tata ruang melalui suatu dewan tata ruang. “Dewan ini nantinya akan memberikan input dalam penyusunan tata ruang,” kata Sofyan A. Djalil.

Komentar