Derita Sikecil Kesedihan Orang Tua, Satu Keluarga Kena Lockdown, Tanpa Obat Buat Anaknya

JurnalPatroliNews-Auckland,– Satu keluarga dari India kena lockdown dan tidak bisa masuk ke Selandia Baru. Lebih parahnya lagi, mereka tidak dapat akses ke obat-obatan anaknya. Gurwinder Kaur dan suaminya, Mandeep Singh jadi ‘korban’ tegasnya kebijakan lockdown pemerintah Selandia Baru. Mereka tidak bisa masuk kembali ke Selandia Baru, setelah menghabiskan waktu beberapa minggu pulang ke India.

Padahal Gurwinder dan Mandeep merupakan pemegang sah visa bekerja Selandia Baru dan sudah 4 tahun tinggal di sana. Parahnya lagi, mereka jadi tidak bisa mendapat akses obat-obatan untuk sang anak, Alvin yang menderita penyakit Hemangioma sejak lahir.

Dihimpun rekan media, Selasa (14/7/2020), cerita bermula ketika Gurwinder dan Mandeep pulang ke Idia untuk berjumpa dengan orang tua Mandeep yang tengah sekarat. Salah satu keinginan terakhir orang tua Mandeep memang bertemu dengan sang cucu, Alvin.

Setelah selesai berpamitan dan mau balik lagi ke Selandia Baru, rupanya negara itu sudah melakukan kebijakan lockdown bagi mereka yang non-penduduk Selandia Baru. Selama 3 bulan, mereka terjebak di India dan tidak bisa kembali ke Selandia Baru.

Gurwinder hanya membawa persediaan obat Hemangioma untuk Alvin selama 2 bulan saja. Sekarang, obat untuk Alvin sudah habis sedangkan resep obat tersebut tidak tersedia di India.

“Obat-obatan itu tidak tersedia di India, pilihannya tinggal kami mendatangkan obat itu keluar dari Selandia Baru atau kami yang masuk kembali ke Selandia Baru,” kata Gurwinder kepada media Stuff.

Baik Gurwinder maupun Mandeep menerima surat dari pihak Imigrasi (INZ), bahwa mereka ditolak masuk ke Selandia Baru. Pihak INZ menilai situasi kesehatan Alvin bukan situasi kesehatan yang ‘kritis’ untuk mereka bisa menyeberang perbatasan.

“INZ melihat berbagai faktor pertimbangan ketika memeriksa permintaan Gurwinder dan Mandeep, termasuk fakta bahwa mereka berada di negara asal kewarganegaraan mereka dan tidak terpisah oleh penutupan perbatasan. INZ mengerti kekhawatiran mereka tentang kondisi kesehatan anak mereka, tapi kami merasa situasi itu tidak memenuhi batas pengecualian,” ungkap Nicola Hogg, General Manager INZ untuk urusan Visa dan Perbatasan.

Gara-gara obatnya habis, Hemangioma yang ada di hidung Alvin pun tumbuh kembali. Gurwinder pun merasa sedih dan menangis setiap hari begitu melihat anak mereka.

“Bagaimanapun juga, saya merasa mungkin ini kesalahan saya. Kami sangat senang untuk mengikuti semua aturan ketat, dan kami juga senang untuk melakukan isolasi mandiri. Kami tidak ingin jadi beban bagi pemerintah. Kalau seperti sekarang, sepertinya jika kamu berteman dengan pemerintah, maka kamu akan dipermudah. Jika tidak, maka kamu akan sendirian,” pungkas Gurwinder. (lk/*)

Komentar