Dikeroyok 6 KKB, Tukang Ojek Papua Tewas Akibat Luka Tusuk

JurnalPatroliNews – Jakarta, Rusman (42), warga sipil yang berprofesi sebagai pengendara ojek, disebut meninggal akibat luka tusuk usai dikeroyok diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Distrik Ilaga, Kapubaten Puncak, Papua, pada Selasa (9/2) sore.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan bahwa korban mengalami luka tusuk benda tajam di bagian belakang.

“Informasi yang kami terima, korban ditusuk. Korban sempat lari, namun kemudian terjatuh dan akhirnya meninggal dunia karena kehabisan darah,” kata dia, dalam keterangannya, Rabu (10/2).

Saat ini, katanya, jenazah Rusman dievakuasi ke Timika dengan pesawat Asian One Air pada Rabu (10/2) pagi. Setiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, pukul 08.30 WIT, jenazah dibawa dengan ambulans menuju RSUD Mimika untuk dilakukan visum.

Istri mendiang, Hardianti, bersama dua putra mereka, Radja Tabuni dan Muhammad Razak serta dua orang kerabatnya yaitu Hamka dan Gusriani, mengiringi jenazah Rusman.

Rencananya, jenazah akan diterbangkan ke Makassar hari ini dengan penerbangan Sriwijaya Air dari Timika untuk dikebumikan di kampung halamannya yaitu di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.

Kamal menuturkan kasus ini bermula saat korban dicegat oleh sekelompok orang, Selasa (9/2).

“Pada hari dan tanggal tersebut, sekitar pukul 17.30 WIT, menurut keterangan saksi DL pada saat itu sedang berjalan dari arah Kampung Tuanggi menuju Kampung Ilambet,” ujar dia.

“Ketika tiba, saksi melihat sekelompok orang yang berjumlah sekitar 6 orang melakukan pengeroyokan terhadap korban,” lanjutnya.

Menurutnya, saksi tersebut sempat memarahi kerumunan pelaku yang mengeroyok itu. Kamal menceritakan bahwa saksi sempat melempari batu para pelaku yang merupakan orang tak dikenal (OTK) itu.

Akhirnya saksi berteriak minta tolong dan membuat masyarakat setempat keluar dari hunai. Kamal menjelaskan bahwa korban yang sempat terkapar itu tiba-tiba bangun dan berlari menuju kota.

“Sehingga saksi bersama beberapa masyarakat mengejar korban dengan maksud ingin menolong korban,” kata dia, “Namun setelah berjarak sekitar 100 meter, korban terjatuh”.

Setelah menerima laporan ada warga yang terbunuh, Polres Puncak segera mendatangi lokasi kejadian. Namun, anggota kepolisian disambut dengan penembakan.

“Anggota saat datang ke sana sempat ada keluar tembakan dari kelompok mereka. Yang jelas, itu dari KKB,” kata Kamal.

Infografis Lini Masa Teror KKSB di Papua. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Polres Puncak baru dibentuk pada 2020 dan telah memiliki markas komando tetap yang pembangunannya dibantu oleh Pemkab setempat.

Saat ini, personel polisi yang sudah ada di Polres Puncak sebanyak 120-an orang dari yang dibutuhkan sekitar 500 orang.

Dua hari berlalu, pelaku masih belum dapat diringkus oleh aparat kepolisian. Kini polisi masih memintai keterangan dari saksi-saksi dan melakukan penyidikan mendalam.

Polisi, kata Kamal, masih melakukan pengejaran terhadap KKB yang melakukan pengeroyokan terhadap korban. Kata dia, pengejaran dan patroli di seputaran Kota Ilaga, Kabupaten Puncak dilakukan oleh aparat gabungan TNI/Polri.

(cnn)

Komentar