Dirangkai Kunjungan Ke Penerbad, KSAD Jenguk Korban Helikopter Jatuh di Kendal

JurnalPatroliNews-Semarang – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa melakukan kunjungan ke Semarang. Kegiatan mulai dari penyaluran santunan keluarga korban meninggal helikopter jatuh di Kendal hingga meninjau Penerbad.

Andika mengatakan kedatangannya untuk memberikan semangat moral kepada para prajurit, setelah mengalami peristiwa kehilangan yaitu peristiwa helikopter jatuh di Papua dan yang terbaru helikopter jatuh di Kendal.

“Hari ini pertama kami hadir ke Penerbad, semua satuan yang ada di Semarang kita kumpulkan intinya ingin kembalikan moril mereka setelah kehilangan dua kali dalam dua tahun berturut. Saya ingin mereka tetap percaya diri, kami pimpinan di Angkatan Darat maupun di pejabat utama Penerbad akan terus memperbaiki apa yang harus diperbaiki, itu wajib dilaksanakan,” kata Andika usai dari salah satu rumah korban helikopter jatuh, Lettu Cpn Vira Yudha yang berada di kawasan Greenwood, Semarang, Senin (22/6/2020).

Andika bercerita sebelumnya dia juga sempat menjenguk korban selamat kecelakaan helikopter di Kendal yaitu Praka Nanang dan Praka Rofiq yang dirawat di Rumah Sakit Tentara. Menurutnya, kondisi keduanya membaik meski masih butuh waktu untuk penyembuhan.

“Kemungkinan masih bulan hitungannya baru bisa keluar karena lukanya membutuhkan waktu. Yang satu mungkin dalam waktu dekat tapi itu pun harus kursi roda, intinya tidak lagi kritis,” jelasnya.

Sementara itu, kondisi Praka Supriyanto yang dibawa ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta menurutnya masih kritis. Meski begitu, Praka Supriyanto memiliki potensi untuk membaik.

“Lihat perkembangan dari kritis, belum lepas dari kritis tapi potensi menggembirakan,” katanya.
Untuk diketahui, Helikopter MI-17 jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK) tanggal 6 Juni 2020 lalu. Lima orang meninggal yaitu Kapten Cpn Kadek, Kapten Cpn Fredi, Kapten Cpn Y Hendro, Lettu Cpn Wisnu, dan Lettu Cpn Vira Yudha.

Andika menjelaskan hari ini juga memberikan santunan termasuk yang berdomisili di Kota Semarang. Santunan diberikan dengan kerja sama berbagai bank. Walaupun demikian menurut Andika santunan tidak bisa sebanding dengan kehilangan sosok prajurit maupun suami.

“Besarannya beda tapi rata-rata kepada keluarga yang ditinggalkan sekitar Rp 490-450 juta, yang luka lebih kecil. Tapi kami berharap walau tidak seimbang dibanding kehilangan prajurit dan suami tercinta tapi paling tidak bisa berikan sedikit napas untuk memulai hidup baru,” jelasnya.

Terkait hasil investigasi penyebab kecelakaan helikopter di Kendal, Andika menjelaskan selain pihak internal yang bekerja pihaknya juga menggandeng KNKT.

“Kami evaluasi dan tidak internal saja, komandan pusat Penerbad dan jajaran all out dan libatkan eksternal seperti KNKT sehingga objektif. Kami ingin tahu feed back  untuk kami sehingga itu yang harus diperbaiki,” kata Andika.

Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Danpuspenerbad) Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso menambahkan, teknisi dari Vietnam dan Ukraina juga didatangkan untuk membawa alat mengecek flight data recorder  (FDR) dan voice cockpit recorder (VCR).

“Kita minta bawa alat untuk cek FDR dan VCR karena teknis dari sana. Selain KNKT juga dengan ini agar bisa lihat keseluruhan,” jelasnya.

Ia juga menyebutkan saat ini ada 8 unit helikopter MI-17 dan ada 5 unit helikopter MI-35 yang dilakukan grounded pasca jatuhnya helikopter di Kendal.

“Ada MI-35 ada 5, MI-17 ada 8, semua grounded,” ujarnya.(/lk/*)

Komentar