Dolar AS Sudah di Bawah Rp 14.100, Rupiah Tambah Perkasa

JurnalPatroliNews – Jakarta,-–  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun perkasa di perdagangan pasar spot.

Hari ini, Kamis (26/11/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.130. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Mata uang Ibu Pertiwi juga menguat di ‘arena’ pasar spot. Pada pukul 10:04 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.090 di mana rupiah menguat tipis 0,28%.

Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,21% ke Rp 14.100/US$. Seiring perjalanan, apresiasi rupiah semakin tebal dan dolar AS sudah di bawah Rp 14.100.

Sedangkan mata uang Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar AS. Selain rupiah, mata uang yang juga menguat adalah yuan China, yen Jepang, won Korea Selatan, ringgit Malaysia, dan dolar Singapura. Namun rupiah spesial karena menjadi yang terbaik di antara mereka.

Awalnya, penguatan rupiah sempat menipis ke 0,04%. Ini disebabkan arus modal di pasar keuangan Indonesia yang agak seret.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang masih menguat 0,32% pada pukul 09:32 WIB. Namun investor asing membukukan jual bersih Rp 15,73 miliar.

Sementara di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah tenor 10 tahun naik 1 basis poin (bps). Kenaikan yield menandakan harga Surat Berharga Negara (SBN) turun karena tekanan jual.

Harap maklum, IHSG dan harga obligasi pemerintah memang sudah menguat gila-gilaan. Dalam sebulan terakhir, IHSG sudah melonjak 10,4% sementara yield SBN 10 tahun anjlok 37,4 bps.

Oleh karena itu, sangat wajar investor tergiur untuk mencairkan cuan. Tekanan jual di pasar saham dan obligasi menyebabkan rupiah ikut terpangkas.

Apalagi sekarang sudah dekat dengan akhir bulan, kebutuhan valas korporasi biasanya sedang tinggi untuk membayar utang, dividen, atau impor. Tekanan jual terhadap rupiah semakin menjadi.

(*/lk)

Komentar