Dua Kali China Dibuat Naik Pitam!, Gara-gara Kapal Perang AS Berlayar di Laut China Selatan

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Kapal perang Amerika Serikat (AS) USS Curtis Wilbur, yang hari Rabu (19/5/2021) lalu memasuki Selat Taiwan, dilaporkan mulai berlayar di Laut China Selatan (LCS) pada Kamis (20/5/2021).

Dikutip CNN, kapal itu dilaporkan memasuki wilayah klaim China di sekitar Kepulauan Paracel. AL AS menyebut bahwa pelayaran kapal itu adalah untuk menjamin kebebasan navigasi internasional dan tidak menyalahi hukum maritim.

“Kapal perusak berpeluru kendali USS Curtis Wilbur melakukan apa yang oleh Angkatan Laut AS disebut sebagai operasi ‘kebebasan navigasi’ di dekat Kepulauan Paracel, menegaskan hak dan kebebasan navigasi sesuai dengan hukum internasional,” Nicholas Lingo, juru bicara Armada ke-7 AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Lebih lanjut Lingo menimpali pernyataan Presiden Joe Biden yang menyebut bahwa klaim China telah merusak keamanan dan perdamaian di bibir perairan yang kaya hasil alam itu.

“Klaim maritim yang melanggar hukum dan luas di Laut China Selatan menimbulkan ancaman serius bagi kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, perdagangan bebas dan perdagangan tanpa hambatan, dan kebebasan peluang ekonomi bagi negara-negara pesisir Laut China Selatan.”

Hal ini membuat pihak Beijing murka. Dalam sebuah pernyataan resminya, Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA menyebut bahwa aksi itu merusak stabilitas regional.

“Perilaku AS melanggar hukum internasional dan norma dasar hubungan internasional, meningkatkan risiko keamanan regional, dan rentan terhadap kesalahpahaman, salah penilaian, dan kecelakaan di laut,” kata Tian Junli, juru bicara Komando Teater Selatan PLA, dalam pernyataan itu.

Ini adalah kali kedua USS Curtis Wilbur membuat China naik darah. Dalam pelayarannya di Selat Taiwan pada Rabu lalu, Pemerintah China yang dikepalai Presiden Xi Jinping menuduh Washington mengancam keamanan di wilayah Taiwan, yang diklaim merupakan 100% milik Beijing.

“Tindakan AS mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, dengan sengaja mengganggu situasi regional dan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata juru bicara Komando Teater Timur sebagaimana dikutip Reuters.

Laut China Selatan (LCS) sedang menjadi potensi konflik global yang meluas. Pasalnya China terus mengklaim 90% wilayah lautan itu miliknya dan melakukan ekspansi besar-besaran di lautan yang juga diklaim oleh beberapa negara-negara di Asia Tenggara.

Bahkan, China dilaporkan telah membangun kota seluas 800 ribu mil persegi salah satu bagian Kepulauan Paracel. Kota itu dinamai Shansa. Luas Itu membuatnya 1.700 kali luas New York City. Di kota itu, China sudah membuat beberapa fasilitas kelas kota yang memiliki fasilitas seperti desalinasi air laut dan fasilitas pengolahan limbah, perumahan publik baru, sistem peradilan yang berfungsi, jangkauan jaringan 5G, sekolah, dan penerbangan charter reguler.

(*/lk)

Komentar