Duh! ‘Tsunami’ Corona Makin Seram di India

JurnalPatroliNews – Jakarta,– India mencatatkan lebih dari 200.000 kasus baru setiap hari selama enam hari berturut-turut. Hal ini menambah kekhawatiran baru mengenai fasilitas kesehatan negara itu yang sudah ambruk menangani lonjakan pasien baru.

Dikutip dari CNBC International, negara Asia Selatan itu melaporkan 259.170 kasus baru dan 1.761 kematian selama 24 jam pada hari Selasa (20/4/2021), menurut data pemerintah.

Kasus mulai meningkat sejak Februari dan sejauh ini bulan ini, India telah melaporkan lebih dari 3,1 juta kasus baru dan lebih dari 18.000 kematian. Total kasus kumulatif telah mencapai 15 juta, menjadikan India negara dengan infeksi terparah kedua setelah Amerika Serikat.

“Karena jumlah kasus yang sangat besar, karena lonjakan, kami melihat rumah sakit benar-benar kewalahan dan itu adalah tantangan yang harus kami atasi,” K Vijay Raghavan, penasihat ilmiah utama pemerintah India, mengatakan kepada CNBC.

Rumah sakit menolak pasien karena kekurangan tempat tidur, termasuk mereka yang sakit kritis. Dalam beberapa kasus, pasien yang tidak terkait dipaksa untuk berbagi tempat tidur, menurut laporan media.

Fasilitas perawatan kesehatan juga kekurangan pasokan oksigen dan pemerintah dilaporkan mengalihkan oksigen yang dimaksudkan untuk industri untuk keperluan medis.

Tak hanya rumah sakit, beberapa fasilitas pemakaman dan kremasi jenazah juga kewalahan akan lonjakan korban meninggal di Negeri Bollywood itu. pemakaman Jadid Qabristan Ahle di New Delhi yang sekarang diisolasi selama seminggu, pada hari Jumat (16/4/2021) lalu kedatangan 11 jenazah tiba dalam waktu tiga jam.

“Sekarang, tampaknya virus itu memiliki kaki,” kata Shamim, 38, seorang penggali kubur, kepada AFP.

“Kalau terus begini, aku akan kehabisan ruang dalam tiga atau empat hari.”

Suasana yang sama juga terjadi di beberapa krematorium di seluruh negeri. Banyak krematorium di Surat, Rajkot, Jamnagar dan Ahmedabad beroperasi sepanjang waktu dengan tiga hingga empat kali lebih banyak jenazah dari biasanya.

Di wilayah Lucknow, banyak rumah kremasi kehabisan kayu dan meminta orang untuk membawanya sendiri. Foto viral di media sosial menunjukkan becak listrik sarat dengan kayu gelondongan.

Tak hanya kekurangan kayu, beberapa krematorium juga dilaporkan mematok biaya yang sangat mahal.

Sementara itu Pemerintah India secara keseluruhan dianggap gagal dalam menangani pandemi Covid-19 yang menyerang negara itu Bahkan beberapa pihak meminta agar PM Modi untuk mundur. Permintaan ini dilandasi oleh sikap Modi yang terlihat tidak peduli dengan penyebaran Covid-19.

Dalam sebuah momen, Modi terlihat tidak mengenakan masker pada rapat umum kampanye partainya BJP pada hari Sabtu (17/9/2021), dengan mengatakan “Saya belum pernah melihat kerumunan sebanyak itu” di sebuah acara di Benggala Barat.

Selain itu, Modi juga dianggap gagal dalam mengatasi mobilitas publik pada acara tradisi Kumbh Mela di sungai Gangga. Di saat pandemi yang masih meluas di negara itu, tradisi ini masih tetap saja terjadi dengan mengumpulkan kerumunan sebanyak 3 juta orang. Modi sendiri telah meminta acara itu dihentikan namun kerumunan yang membludak tanpa mengindahkan protokol kesehatan telah terjadi.

Dari data Worldometers, kasus corona meningkat dengan cepat di India, yang kini mencatatkan 15.057.767 kasus.Angka ini menempatkan Negeri Bollywood itu di bawah posisi pertama, Amerika Serikat, yang memiliki 32.4040.454 kasus dan menggeser Brasil di posisi kedua dengan total 13.943.071 kasus.

(cnbc)

Komentar