Elit Papua Hanya Bermain Peran, Semua Untuk Memperkaya Diri

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Seperti diketahui bersama bahwa Hindia Belanda menjajah Indonesia dari Sabang sampai Merauke  dan Papua adalah daerah terakhir yang dikembalikan Penjajah Belanda kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejak kembalinya Papua ke Pangkuan Ibu pertiwi ada sebagian kecil kelompok masyarakat Papua yang menginginkan Papua berdiri sebagai sebuah negara, sehingga sejak tahun 1970an Munculah pemberontakan gerakan separatis Papua merdeka yang dikenal dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

OPM selalu melakukan manuver dan aksi-aksi dilapangan dengan dalih memperjuangkan masyarakat Papua, perjuangan yang dilakukan saat ini lebih kepada pergerakan baik yang dilakukan oleh KNPB yang terus mendorong Isu propaganda dan memutar balik fakta ataupun oleh  TPN-OPM dari sayap militer dengan terror dan intimidasi.

KNPB tidak sendiri dalam melakukan pemutar balikan fakta, getolnya perjuangan Benny Wenda pun memiliki sapah manisnya tersendiri. Sebab Benny merupakan otak dari organisasi ULMWP yang dikabarkan masih terus aktif melakukan lobi Internasional.

Namun kendati demikian, besarnya semangat perjuangan tidak cukup tercermin dalam setiap kubu yang ada. ULMWP beranggapan bahwa fokus terbesar perjuangan Papua adalah referendum, sedangkan KNPB terus berfokus pada propaganda pelanggaran HAM dan penolakan otonomi khusus.

Adanya ketidak cocokan para tokoh politik di Papua juga semakin menguatkan alasan tentang yang sebenarnya mereka gembor-gemborkan selama ini, “Demi Masyarakat Papua” adalah alasan yang sangat menyesatkan, seperti yang dikatakan Simon Sur’abut bahwa Politik West Papua di gerogoti oleh penyakit kemunafikan, senyum di media disebarkan secara luas sementara perilaku penipuan terus dilakukan, pernyataan-pernyataan digemakan, Baju necis dan bau harum menjadi ciri para politikus ala pejuang untuk menutupi kekotoran tindakan mereka,

Pidato sambutan atau orasi dibuat seindah mungkin didukung dengan idealisme bebal yang dipalsukan untuk menutupi perilaku politik yang menyakitkan, kemampuan mempermainkan kata dan menjungkirbalikkan kebenaran menjadi senjata para politikus untuk menyembunyikan borok politik, Konvoi-konvoi di jalan raya seolah membuka jalan untuk orang penting yang sebenarnya hanyalah parasit munafik yang menyengsarakan masyarakat Papua.

Perjalanan wisata pribadi atau kelompok menjadi dalih dinas institusi untuk mendapatkan penghormatan dan mempergendut rekening pribadi, Agama yang merupakan satu bidang kehidupan yang penuh dengan nilai luhur pun tak lolos dari cengkraman kemunafikan, ajaran moral agama digunakan untuk membenarkan ketidakadilan dan pembodohan masyarakat (umat).

Para pemuka agama berkhotbah tentang kejujuran dan kebenaran, sementara mereka menipu banyak orang dengan ucapan manis demi mencari uang dan popularitas.  (Ind Paper)

Komentar