Empat Sudah Mengakui, Panglima TNI: 5 Prajurit Diperiksa soal Tragedi Kanjuruhan

JurnalPatroliNews – Jakarta – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyampaikan informasi terbaru pemeriksaan anggota TNI terkait tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Andika mengatakan empat orang anggota TNI sudah mengakui perbuatannya.

“Sejauh ini prajurit yang sudah kita periksa ada lima. Periksa ini, karena sudah ada bukti awal. Dari lima ini, empat sudah mengakui, tapi satu belum,” kata Andika kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022).

Andika mengatakan pemeriksaan tak berhenti di situ. TNI bakal mengumpulkan informasi lain terkait dugaan keterlibatan prajurit TNI di tragedi Kanjuruhan.

“Tapi kami nggak menyerah, makanya kami terus minta info dari siapa pun juga, siapa pun punya video,” ujar Andika.

Andika menyoroti tindakan oknum prajurit TNI seperti terlihat dalam video yang beredar terkait tragedi Kanjuruhan. Andika mengatakan oknum TNI itu menyerang warga tanpa dasar.

“Yang seperti di video ya, itu kan beberapa, beberapa oknum itu kan mereka menyerang masyarakat atau individu yang juga tidak menyerang mereka, bahkan juga membelakangi. Itu menurut saya sangat sangat nggak bagus,” ujar Andika.

Sebelumnya, 131 orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan di Kota Malang, Jawa Timur. Tragedi Kanjuruhan pun menjadi salah satu tragedi paling mematikan dalam sejarah sepakbola.

Penambahan jumlah korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. Dedi mulanya mengatakan ada selisih data antara tim Humas Polri dan Dinkes Kesehatan.

Data Polri hanya mencatat korban yang dibawa ke rumah sakit. Setelah dilakukan pencocokan data, ternyata ada 12 korban yang meninggal bukan di fasilitas kesehatan.

“Nonfaskes penyebab selisihnya setelah semalam dilakukan pencocokan data bersama dinas kesehatan, tim DVI, dan direktur rumah sakit,” kata Dedi.

Korban meninggal tersebar di tiga rumah sakit. Korban meninggal terdata sebanyak 44 orang di tiga rumah sakit pemerintah, yakni RSUD Kanjuruhan sebanyak 21 orang, RS Bhayangkara Hasta Brata Batu sebanyak dua orang, dan RSU dr Saiful Anwar Malang sebanyak 20 orang.

Lalu, 75 korban meninggal dunia terdata di tujuh rumah sakit swasta, yakni RSUD Gondanglegi sebanyak empat orang, RS Wafa Husada sebanyak 53 orang, RS Teja Husada sebanyak 13 orang, RS Hasta Husada sebanyak tiga orang, RS Ben Mari sebanyak satu orang, RST Soepraoen sebanyak satu orang dan RS Salsabila sebanyak satu orang. Kemudian 12 korban meninggal dunia di luar fasilitas kesehatan.

Komentar