Erick Bawa 12 BUMN IPO, Diam-diam ‘Dibeking’ Yusuf Mansur

JurnalPatroliNews – Jakarta, Pemilik perusahaan aset manajemen PT Paytren Aset Manajemen (Paytren), ustadz Yusuf Mansur mendukung langkah Menteri BUMN, Erick Thohir membawa perusahaan, anak usaha hingga perusahaan terkait BUMN untuk melantai di pasar modal.

“Saya mendukung langkah Pak Erick, membawa semua perusahaan BUMN masuk bursa, sampai ke anak usaha. Kenapa? kalau sudah IPO benar-benar harus bertanggung jawab ke rakyat bukan ke anggota dewan, bukan ke pemerintah dalam hal ini KBUMN,” katanya kepada CNBC Indonesia, di Jakarta, Sabtu (6/2/2021).

“Bahkan ke pemegang saham yang 1 lot saja. well prepared kinerjanya.”

Menurutnya, melalui aksi korporasi itu, perusahaan-perusahaan BUMN akan memberikan kesempatan bagi siapapun rakyat Indonesia tanpa terkecuali untuk bisa memiliki saham perusahaan tersebut.

Dia juga menyinggung, investor ritel di Indonesia bisa mencontoh Lo Kheng Hong dalam membeli saham yang berorientasi jangka panjang.

“Pegang saja, untuk dimiliki, mainnya jangka panjang. Seperti Lo Kheng Hong. Beli mercy harga bajaj. Kapan lagi punya perusahaan BUMN. Banyak BUMN sakit. Tapi percayalah Indonesia akan sembuh, semua kinerja membaik, harga saham membaik,” tutur salah satu pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) itu.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana akan melepas saham 8-12 perusahaan BUMN, anak dan cucunya untuk mencatatkan saham perdana di pasar saham lewat mekanisme penawaran umum saham perdana (initial publik offering/IPO). Rencana ini akan dilakukan mulai tahun ini hingga 2023 mendatang.

Erick mengatakan rencana listing ini merupakan bagian dari transformasi BUMN yang dilakukan oleh kementerian.

Dia mengatakan, dengan tercatatnya saham di bursa, diharapkan perusahaan pelat merah ini akan memiliki fundamental yang lebih baik dan memiliki bisnis yang sustain ke depannya.

“Di pipeline saya ga mau kasih fix-nya, nanti dicari, ada 8-12 yang akan go public. Tapi bukan sekedar go public tapi fundamental dan sustainability harus,” kata Erick.

(cnbc)

Komentar