Front Rakyat Papua Gelar Aksi Tolak Otsus jilid II

Jurnalpatrolinews – Jayapura : Sejumlah pemuda, mahasiswa-mahasiswi, dan masyarakat gabungan orang asli Papua maupun non Papua menggelar aksi damai menolak Otonomi Khusus (Otsus) jilid II, di depan Ramayana Mall, di Jl. Jendral Ahmad Yani, Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (10/9/2020), sekitar pukul 10 Waktu Papua.

Aksi tersebut dibuka orasi Herman Walilo, koordinator mimbar, dilanjutkan oleh para orator yang merupakan wakil dari masing-masing elemen yang turut dalam aksi tersebut. Massa aksi yang berjumlah sekitar 50 orangtersebut berhimpun dalam tali komando dengan tertib.

Sekretaris I koordinator aksi, Apey Tarami, mengatakan aksi menolak Otsus jilid II adalah gagasan murni dari Solidaritas Front Rakyat Papua sebagai representasi rakyat Papua menolak otsus.

“Persoalan otsus yang kami liat hanya sebagai gula-gula yang tidak kami rasakan manisnya,” kata Apey Tarami, sebagaimana tertuang dalam rilis pers LBH Kaki Abu yang diterima di Jayapura, Kamis (10/9/2020).

“Aksi ini tidak berakhir sampai di sini tetapi kami akan terus menuntut sampai tuntutan kami terealisasi. Otsus hanya dipakai sebagai bahan tawar oleh Pemerintah Indonesia yang bukan sebagai solusi demokrasi terhadap persoalan Papua. Itu juga bukan kemauan rakyat Papua tetapi kemauan para elit yang hanya segelintir orang yang ingin menikmati dana otsus tersebut tetapi kami rakyat yang merasakan tidak adanya keberpihakan bagi kami,” lanjut Tarami.

Sekretaris II koordinator lapangan aksi, Soni Assem, mengatakan bahwa mulai hari ini rakyat Papua harus paham bahwa otsus hanya sebagai bahan tawar untuk sumber daya alam yang ada di Tanah Papua.

“Karena itu kami berharap rakyat harus berdiri untuk menolak segala perpanjangan di atas tanah ini,” katanya.

Assem menambahkan otsus merupakan sistem penjajahan yang dilegalkan oleh Pemerintah Indonesia terhadap orang Papua.

“Maka hari ini saya mengajak seluruh rakyat Papua (untuk) menolak Otsus jilid II dalam bentuk apapun. Selaku anak Papua, dengan tegas menolak otsus dalam bentuk apapun, dan kami minta referendum sebagai solusi demokrasi,” tegas Assem.

Johan Djamanmona, seorang mahasiswa non Papua, yang bersolidaritas dalam aksi tersebut, mengatakan otsus tidak sedikitpun memberi hasil sehingga orang Papua menolaknya dan dirinya mendukung itu sebagai hak konstitusi bagi orang Papua yang menolak sebuah peraturan yang tidak berdampak bagi mereka.

“Kami akan tetap bersolidaritas sebagai bentuk kepedulian kami terhadap apa yang terjadi selama ini bagi orang Papua, karena masih ada banyak hal yang menjadi persoalan bagi orang Papua tetapi pemerintah seakan tidak mau menyelesaikan dan malah menambah persoalan seperti otsus yang akan digalang kembali tapi gagasan ini tidak didukungan orang Papua,” kata Djamanmona.  (jubi)

Komentar