Gerakan Jihad Islam Palestina Mengutuk Kesepakatan Antara UEA, Israel

Jurnalpatrolinews – Beirut : Gerakan Jihad Islam Palestina bereaksi cepat dengan mengutuk kesepakatan antara UEA dan Israel.

Gerakan tersebut mencatat bahwa normalisasi hubungan antara Tel Aviv dan Abu Dhabi adalah tanda ketundukan pada pihak yang terakhir tanpa berpengaruh pada mengurangi konflik di wilayah Palestina yang diduduki.

Gerakan Jihad Islam juga mencatat bahwa kesepakatan itu akan, di sisi lain, semakin memberanikan penjajah Israel.

Komite Perlawanan Populer, yang merupakan koalisi dari sejumlah kelompok Palestina juga bereaksi terhadap kesepakatan UEA-Israel dengan mencatat bahwa perjanjian tersebut mengungkapkan tingginya volume konspirasi terhadap rakyat Palestina dan kesucian mereka.

“Ini seperti belati beracun di belakang Umat Islam,” tambah komite tersebut

Juru bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, Fauzi Barhum mengatakan normalisasi hubungan antara UEA dan Israel adalah hadiah bagi penjajah sebagai imbalan atas kejahatan mereka dan pelanggaran hak-hak Palestina.

Sarah Leah Whitson, seorang aktivis pro-Palestina, juga turun ke Twitter untuk mengutuk kesepakatan itu, mengatakan itu tidak akan mengarah pada pengakuan hak-hak Palestina.

“Israel tidak akan secara resmi mencaplok dan menjalankan kedaulatan atas tanah yang dimilikinya untuk semua maksud dan tujuan yang telah dianeksasi dan menjalankan kedaulatan atas … NOL untuk hak-hak rakyat Palestina,” tulisnya.

Sementara itu, pejabat senior Palestina Hanan Ashrawi menuduh Uni Emirat Arab melakukan “normalisasi” dengan Israel setelah pengumuman pada Kamis tentang apa yang disebut kesepakatan damai.

Ashrawi, yang merupakan anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan di Twitter, “UEA telah terbuka tentang kesepakatan / normalisasi rahasianya dengan Israel. Tolong jangan membantu kami. Kami bukan daun ara siapa pun! “

Ashrawi juga menanggapi tweet putra mahkota Abu Dhabi dalam sebuah tweet balasan di mana dia mengingatkannya tentang penderitaan rakyat Palestina di tangan penjajah Israel.

Sementara itu, Gerakan Mujahidin Palestina mengutuk keras kesepakatan yang diumumkan, menganggapnya sebagai tusukan baru pada tubuh bangsa, menjelaskan bahwa kesepakatan yang diumumkan menyebabkan entitas Zionis terus membunuh, meneror rakyat Palestina dan terus mencuri tanah di Al-Quds. dan Tepi Barat .

Ini menekankan bahwa rezim UEA menegaskan kembali perannya yang merusak di negara itu, dan mendorong musuh-musuhnya untuk lebih jauh melakukan teror dan pembunuhan .

Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) telah mencapai kesepakatan yang akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua belah pihak, dalam kesepakatan yang tampaknya dibantu oleh Presiden AS Donald Trump.